Perkembangan media komunikasi dewasa ini makin beragam dan menawarkan berbagai kemudahan. Dahulu manusia berkomunikasi dengan media bahasa secara lisan atau percakapan, kemudian media tulis dan berkembang media audiovisual. Kecanggihan teknologi adalah penyumbang utama perkembangan ini, perangkat pendukung audiovisual pun beragam seperti televisi, internet, video player, film dan lain sebagainya. Masing-masing perangkat memiliki karakter dan keunggulan yang berbeda. Dari perangkat tersebut televisi menjadi media yang mendominasi di masyarakat dan hampir setiap rumah memilikinya.
Televisi merupakan sebuah media telekomunikasi yang digunakan untuk menerima gambar bergerak beserta suara sehingga tayangan tampak hidup dan nyata, apabila seorang tidak mendengar audio dengan jelas maka visual menjadi pendukung utama untuk menjelaskan isi tayangan. Keunggulan lain dari televisi adalah mampu memberikan penekanan secara efektif terhadap pesan atau maksud yang dituju dengan memberi pemusatan pandangan melalui visual/gambar. Sedangkan media lain seperti radio hanya berupa audio tanpa pendukung lain, media cetak hanya berupa visual yang butuh waktu untuk memahami dengan jelas bahkan yang hanya berupa tulisan maka seorang buta aksara tidak bisa menikmatinya.
Televisi memiliki pengaruh yang dahsyat karena penggunaan medium elektronik mampu memperkeras, memperluas dan mempertajam materi yang dipaparkan (Fred Wibowo, 2007: 18). Pada awal perkembangannya siaran televisi di Indonesia di lakukan oleh Televisi Republik Indonesia atau TVRI pada tahun 1962. Media ini menjadi media pemerintahan untuk menyampaikan informasi, memberikan edukasi serta hiburan pada masyarakat. Selama 27 tahun masyarakat Indonesia hanya bisa menyaksikan satu saluran televisi saja, kemudian sejak tahun 1989 perijinan siaran untuk televisi swasta digulirkan muncul beberapa stasiun televisi yaitu RCTI, TPI, INDOSIAR, TRANSTV, METROTV dan lainnya.
Masyarakat semakin dimanjakan dengan berbagai tayangan program yang variatif, kompetisi antar stasiun untuk mendapatkan tempat dihati penonton mendorong munculnya program-program baru. Lebih jauh televisi lokal berkembang di berbagai daerah seperti di Yogyakarta ada stasiun RBTV, JOGJATV, ADiTV kemudian di Jawa Timur stasiun JTV, dan dibeberapa kota di Jawa Timur seperti SAKTIMadiun, BatuTV, DOHOTV dan lainnya.
Sekarang ini televisi tidak dilihat lagi sebagai sarana pendidikan (dalam arti pendidikan formal) dan juga tidak seharusnya (meskipun de facto demikian) sebagai alat promosi perdagangan. Lima fungsi yang pada umumnya diakui yaitu pengawasan situasi masyarakat dan dunia, menghubungkan yang satu dengan yang lain, menyalurkan kebudayaan, hiburan dan pengerahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat (Ruedi Hofmann, 1999:54).
Televisi memiliki nilai informatif, edukatif dan hiburan, idealnya adalah nilai tersebut tersaji secara proporsional. Namun kecenderungan pada salah satu nilai akan muncul pada sebuah program acara televisi, dimana nilai hiburan adalah nilai yang paling laris. Ketika penonton dalam kejenuhan, rasa capek dan butuh hiburan televisi menjadi media termurah untuk mendapatkan hiburan apalagi dengan berbagai pilihan program yang variatif. Kepentingan bisnis menjadi kepentingan yang tak terbantahkan dari sebuah stasiun televisi untuk menjaga keberlangsungan siaran, sehingga terkadang tayangan kurang memperhatikan kualitas program.
Kebutuhan masyarakat adalah modal utama sebuah stasiun televisi memproduksi sebuah program acara, karena audience adalah pasar. Produk media merupakan komoditi atau jasa yang ditawarkan untuk dijual kepada sekumpulan konsumen tertentu yang potensial, yang bersaing dengan produk media lainnya. Calon konsumen atau konsumen sebenarnya ini dapat diacu sabagai pasar…(Denis McQuail, 1994: 205).
No comments:
Post a Comment