Saturday, March 31, 2012

Peran editor dalam proses editing program news magazine televisi

News magazine termasuk dalam kategori berita yang bersifat soft news berita dengan corak ini biasanya berupa berita ringan atau bisa berupa berita yang mengandung konflik yang menegangkan namun dikemas dengan pemilihan materi visual dan penyusunan gambar yang tidak menonjolkan segi-segi menegangkan dengan narasi yang agak umum. Program televisi dengan bentuk sajian soft news antara lain current affair, magazines, talk show dan documentary. (Fred Wibowo, 1998: 136)

Setelah produksi lapangan selesai maka semua materi kaset, naskah, narasi, dan lainnya masuk pada tim editor. Selanjutnya adalah tugas editor untuk menjadikan semua materi tersebut menjadi sebuah paket tayangan yang menarik dan sesuai konsep naskah. Biasanya dalam proses ini seorang editor ditemani oleh seorang assosiate producer atau biasa disebut assprod yang membantu merangkai cerita dan memantau, sedangkan asisten produksi akan menyiapkan segala kebutuhan materi jika ada yang kurang selama proses editing. Adapun peran editor secara keseluruhan dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Tim pembuatan program acara
Dalam pembuatan sebuah program acara ada sebuah tim produksi dengan jabatan dan fungsi masing-masing. Editor merupakan bagian dari rangkaian jabatan penting tersebut dan memiliki fungsi khusus dalam post-production. Dengan adanya editor profesional maka materi hasil produksi lapangan bisa diedit dengan baik dan menarik. Misalnya ada kesalahan pada pengambilan gambar yang masih bisa ditoleransi maka disini editorlah yang akan memperbaiki dan menyelesaikan editing hingga menjadi sebuah tayangan utuh. Tidak hanya itu dalam proses editing juga dimaksudkan untuk mengubah sebuah video dari format tertentu ke format yang lain misalnya AVI menjadi MPEG atau mengubah dari file ke kaset dan sebagainya.
b. Sebagai partner assosiate producer
Dalam menjalankan tugas seorang editor dibantu oleh seorang assosiate producer. Adalah tugas editor untuk mengedit sesuai naskah atau sesuai arahan assosiate producer, namun editor dan assosiate producer disini adalah partner dan harus bekerjasama dengan baik. Dimana seorang editor harus mengerti apa yang menjadi keinginan assosiate producer dalam programnya agar proses editing lebih efisien, begitu pula assosiate producer sebaiknya tahu karakter seorang editor baik karakter editan maupun karakter kerja agar terjadi kerjasama dan timbal balik yang baik. Jika assosiate producer dan editor dapat bekerjasama dengan baik maka proses editing post production akan berjalan lebih lancar dan efisien.
c. Sebagai tenaga teknis
Peran editor adalah sebagai tenaga teknis dalam proses editing yaitu mengoperasikan peralatan editing untuk memotong dan menyusun gambar sesuai dengan keinginan naskah atau arahan assosiate producer. Seorang editor harus mengikuti petunjuk naskah maupun arahan assosiate producer karena editor tidak mempunyai wewenang untuk ikut campur dalam isi program, namun editor tetap menjalankan tugasnya secara maksimal pada hasil editing secara teknis seperti susunan gambar yang baik dari segi komposisi, transisi, efek, adjust video maupun audio maupun teknis lainnya.
d. Sebagai tenaga kreatif
Kreatif disini adalah dalam arti kreatif secara teknik, seperti peletakan gambar, penambahan efek audiovisual, transisi dan lainnya. Editor bisa memberikan masukan pada assosiate producer tentang penggunaan dan penambahan efek yang lebih cocok dengan program. Membuat tayangan program tidak membosankan secara gambar adalah bagian dari tugas seorang editor. Isi materi tayangan adalah kreatif dari tim kreatif produksi serta tim yang terlibat lainnya, proses kreatif terakhir kemudian ada ditangan editor. Namun semua tak lepas dari persetujuan assosiate producer yang mengarahkan.
e. Penyempurna sebuah produksi program
Editor mengubah materi-materi produksi hasil pengambilan gambar lapangan menjadi sebuah tayangan yang utuh sesuai dengan konsep program dan format video yang telah ditentukan. Dari materi-materi yang masih mentah baik berupa kaset maupun file disusun menjadi satu rangkaian program yang utuh mulai dari opening hingga closing. Proses editing baru selesai jika program telah benar-benar selesai hingga program siap untuk ditayangkan.
f. Memberikan nyawa/taste pada program
Lebih dari sebagai tenaga kreatif seorang editor harus bisa memberikan nyawa atau taste pada editannya. Karena itu seorang editor harus mempunyai sense of editing yang memberikan nilai seni pada hasil editing program, sehingga program bukan sekedar tayangan yang menarik namun juga memiliki nyawa yang membuatnya memiliki nilai lebih. Untuk mendapatkan hal itu maka editor memiliki kemampuan untuk menerapkan elemen editing, prinsip editing, teknik editing, menguasai jenis program serta mampu menggunakan efek video maupun audio dengan baik.
pada news magazine terkadang terdapat dua unsur yaitu drama dan news, maka editor juga harus mengerti cara menggabungkan dua hal tersebut sehingga program tetap menarik dengan drama tanpa kehilangan pesan atau nilai beritanya.
g. Adjust video dan mixing audio
Hal yang perlu dilakukan oleh editor untuk mendapatkan hasil yang baik antara lain dengan mengatur warna gambar dan suara. Adjust video merupakan usaha untuk melakukan penyesuaian warna gambar antar shot agar memiliki kadar warna yang sama atau tidak jumping. Sedangkan mixing audio adalah untuk menyesuaikan suara antara suara utama dan latar belakang agar tidak saling mengganggu, serta mengatur semua suara sesuai standar yang telah ditentukan. Kedua hal ini biasa dilakukan setelah semua proses menyusun gambar selesai, setelah adjust video dan mixing audio maka yang dilakukan selanjutnya adalah rendering dan exporting untuk preview. Jika hasil preview tidak ada yang harus direvisi maka selanjutnya adalah mastering untuk penayangan.

Editing non-linear (digital editing)

Proses editing dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan editing linear dan non-linear. Editing linear atau A/B Roll editing adalah proses mengedit gambar secara manual (analog), yaitu penyuntingan dilakukan dengan dua player dan satu recorder, cara ini mengizinkan transisi cut to cut saja. Selanjutnya muncul penyuntingan dengan dua player dan satu recorder yang dilengkapi mixer yang menyediakan transisi dissolve, wipe, dan beberapa pola lain. Karena sifatnya yang linear, jika terjadi perubahan di bagian depan atau tengah maka seluruh rangkaian di belakangnya harus diulang kembali.
Hadirnya teknologi digital video editing memungkinkan dilakukanya editing non-linear atau pengerjaan editing tidak harus berurutan seperti dalam editing linear, tetapi berdasarkan sekuensi, bisa sekuensi akhir dulu, tengah dilanjutkan depan atau sebaliknya.
Metode ini membutuhkan perangkat komputer yang memadai, tahapan-tahapan editing non-linear adalah sebagai berikut:
1) Membuat project
Merupakan langkah awal editing setelah membuka software editing, memberi nama dan lokasi penyimpanan project.
2) Capturing 
Proses memindahkan hasil rekaman dari sumber berupa digital video tape (miniDV, Digital8, dan lainnya) ke dalam hardisk komputer, menggunakan koneksi firewire atau SDI (Serial Digital Interface).
3) Digitizing
Yaitu proses menjadikan format digital dari sumber video analog (VHS, S-VHS, BetaCam SP) yang direkam menggunakan CamCorder dan di pindahkan ke dalam hardisk komputer, menggunakan koneksi komposit (RCA) atau S-video atau komponen (BNC).
4) Importing
Proses memanggil atau memasukkan file yang sudah berada dalam hardisk ke dalam project editing.
5) Story line contruction
Menyusun sebuah deratan klip yang membentuk suatu cerita berdasarkan naskah yang ada. Proses penyusunan didahului dengan editing offline yaitu berupa susunan kasar (rough cut) secara keseluruhan, kemudian berlanjut pada editing online dan menambahkan transisi, narasi, musik efek dan lainnya. Hal yang dilakukan dalam tahap menyusun cerita adalah:
a) Memotong gambar
Memisahkan bagian gambar yang dibutuhkan untuk dimasukkan dalam rangkaian visual.
b) Menyusun gambar
Menyusun rangkaian gambar yang telah dipisah-pisahkan menjadi sebuah rangkaian visual yang bercerita sesuai naskah
c) Memberi transisi
Memberikan efek transisi untuk memperhalus perpindahan gambar maupun transisi suara.
d) Memasukkan musik dan sound effect
Menambahkan musik ilustrasi dan sound effect sabagai pendukung suasana gambar serta menghindari tayangan yang membosankan.
e) Memasukkan narasi
Apabila program membutuhkan sebuah narasi untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai visual.
f) Memberi efek
Memberikan efek pada rangkaian gambar untuk meyelaraskan gambar dan membuat gambar lebih menarik, pemberian efek bisa juga dilakukan pada suara.
g) Menambahkan grafis
Menambahkan grafis berupa logo ataupun gambar sebagai penunjang rangkaian gambar.
h) Titling 
Menambahkan tulisan berupa identitas grafis ataupun tulisan sebagai penunjang rangkaian visual agar lebih informatif.
6) Coloring dan Mixing
Setelah selesai semua susunan gambar dan suara tahap selanjutnya adalah coloring yaitu menyamakan warna dari masing-masing klip dengan melakukan color corection untuk menghasilkan gambar yang bagus. Sedangkan mixing untuk menyamakan tingkat suara jangan sampai ada yang berlebih dan ada yang tidak terdengar dengan jelas.
7) Rendering dan exporting
Merender hasil edit dalam project agar gambar dapat preview dengan lancar. Melakukan preview bertujuan untuk memastikan rangkaian gambar dan suara sudah benar secara keseluruhan, jika belum maka perlu dilakukan revisi. Setelah semua benar maka selanjunya adalah exporting atau mengubah hasil akhir editing menjadi suatu format yang biasanya berupa AVI ataupun MOV untuk bisa diputar diluar project. (Priyo Wintar Yunarto: 2006)

Setelah melalui tahapan-tahapan tersebut maka gambar telah menjadi suatu file tayangan yang dapat dinikmati namun baru bisa diputar menggunakan komputer. Maka perlu dilakukan mastering atau memindahkan file tersebut ke dalam suatu kaset (tape) maupun compact disk.

Teknik Editing

1) Editing intercut (intercutting editing)
Yakni teknik pemotongan gambar dari berbagai aksi yang terjadi secara serentak di lokasi yang sama atau lokasi yang berbeda.
2) Editing analitis (analityc editing)
Yakni teknik edit yang menggunakan beberapa gambar yang memiliki ukuran yang berbeda, contohnya sekuen yang diambil dari gambar longshot menunjukkan letak geografis sekitar dan ditunjukkan dengan gambar yang lebih dekat.

3) Editing kontinuitas (continity editing)
Yakni teknik edit untuk mengikuti suatu aksi untuk mengikuti suatu patokan tertentu, contohnya aksi kejar-kejaran antar dua penunggang kuda, sekuen memperlihatkan gambar penunggang kuda dikejar melewati sebuah pohon, gambar selanjutnya menunjukkan penunggang kuda yang mengejar melewati pohon tersebut.
4) Editing pandangan (point of view)
Yakni teknik edit yang membangun hubungan antara dua tempat yang berbeda, jadi ada frame lain diluar frame shot yang sedang berlangsung. Contoh, seseorang memandang kearah kiri layar dilanjutkan dengan objek apa yang dilihat oleh orang tersebut.

Ada beberapa teknik perpindahan gambar yang sering digunakan dalam mengedit film maupun program televisi, antara lain sebagai berikut:
1) Cross cutting
Cross cutting terdiri dari paralel editing dari dua atau lebih kejadian yang saling dihubungkan dalam pola bolak-balik.
Cross cutting bisa digunakan sebagai:
a) Untuk mempertinggi interest, sejumlah aksi yang sedang berlangsung atau pada kejadian yang saling berhubungan.
b) Untuk memberikan konflik, dengan penyuntingan dua aksi yang secara bersama bisa menghasilkan klimaks yang baik.
c) Untuk meningkatkan ketegangan, dengan menyambung dua kejadian secara bergantian, yang keduanya punya hubungan langsung satu sama lain.
d) Mempertinggi suspense, dengan menahan terus penonton dalam keadaan cemas ketika kejadian bergerak kearah klimaks.
e) Membuat perbandingan antara objek-objek atau peristiwa-peristiwa.
f) Menggambarkan kontras antara orang, negeri-negeri, kebudayaan-kebudayaan, hasil-hasil produksi, metode-metode atau kejadian-kejadian. (Joseph V. Mascelli, 1998: 154)
2) Cutting by moment
Adalah perpindahan gambar berdasarkan moment atau kejadian langsung yang dilakukan/dialami objek yang dituju.
3) Cutting by scene 
Adalah teknik perpindahan gambar berdasarkan adegan (scene) dalam setiap objek yang mempunyai blocking tertentu yang telah direncanakan dalam naskah.
4) Cutting by narration
Adalah teknik perpindahan gambar berdasarkan narasi yang telah dituangkan dalam naskah maupun narasi oleh narator.
5) Cutting by rhythm
Adalah teknik perpindahan gambar berdasarkan tempo dan beat dari ketukan, birama, suara musik ataupun sound effect yang terpadu dalam setiap objek. (Naratama: 2004)

Jenis - Jenis Editing

1) Editing continuitas (continuity cutting)
Yaitu menyambungkan potongan yang sesuai, dimana aksi yang berkesinambungan dan mengalir dari shot yang satu ke shot yang lainnya, dimana aksi yang diperlihatkan bukan merupakan bagian dari shot sebelumnya. Suatu sekuen yang berkesinambungan atau rangkaian dari sambungan yang sesuai boleh terdiri dari berbagai angle yang berbeda, namun gambar harus memperlihatkan kesinambungan pergerakan gambar, ketika subjek berpindah posisi maupun arah harus disambung bersama. Jika suatu shot tidak sesuai atau berurutan maka akan mengakibatkan jump-cut.
2) Editing kompilasi (compilation cutting)
Film berita dan film jenis dokumenter mengenai survey, laporan, analisa dokumentasi, sejarah atau laporan perjalanan, umumnya menggunakan editing kompilasi karena sifat snapshot yang mengasyikan dari informasi visual, ini semua dihubungkan oleh narasi yang berkesinambungan. Narasi suara menggerakkan gambar dan akan sedikit maknanya jika gambar tanpa penjelasan suara. Editing kompilasi ini akan sedikit menemui masalah karena semua semua shot menggambarkan apa yang terdengar/narasi.
3) Editing kontinuitas dan kompilasi (continuity and compilation)
Film-film cerita yang menggunakan editing kontinuitas boleh juga sesekali menggunakan editing kompilasi, seperti serangkaian long-shot introduksi, sebuah sekuen editing dengan waktu dan ruang yang diringkaskan, atau serangkaian shot yang tidak saling berkaitan untuk memberikan impresi, bukannya suatu reproduksi dari suatu peristiwa. (Joseph V. Mascelli, 1998: 149)

Tujuan Editing

Editing biasa digunakan untuk menutupi kesalahan pengambilan gambar sehingga tidak harus mengulang pengambilan gambar, tidak sebatas itu tujuan editing antara lain:
1) Merangkai gambar hasil shooting menjadi sebuah paket yang dapat dinikmati.
2) Hasil shooting lebih dapat diolah dengan baik karena dapat memilih stok gambar sesuai keinginan.
3) Membenahi audio.
4) Memasukkan narasi dan musik.
5) Memasukkan sound effect.
6) Memberikan video effect.
7) Memberikan transisi.
8) Memberikan grafis dan title.
9) Mengubahnya/export menjadi format lain.

Pengertian Editing

1) Pengertian editing (Roy Thompson and Christopher J. Bowen, 2009: 1) menyebutkan:
Editing for motion pictures is the process of organizing, reviewing, selecting, and assembling the picture and sound “ footage ” captured during production. The result of these editing efforts should be a coherent and meaningful story or visual presentation that comes as close as possible to achieving the goals behind the original intent of the work — to entertain, to inform, to inspire, etc. 

(Editing adalah proses mengorganisir, reviewing, memilih, dan menyusun gambar dan suara hasil rekaman produksi. Editing harus menghasilkan tayangan gambar yang padu dan cerita yang penuh makna sesuai apa yang telah direncanakan sebelumnya yaitu untuk menghibur, menginformasikan, memberi inspirasi dan lainnya)

2) Editing yaitu kegiatan memotong-motong gambar yang panjang, menyambung potongan-potongan gambar yang bercerita (memiliki sekuen) dalam durasi yang ditentukan, dan siap ditayangkan pada waktunya. (J.B Wahyudi: 2004)

Elemen dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam editing
Editing  dibangun oleh beberapa elemen. Hasil dari sebuah editing tergantung pada bagaimana elemen tersebut digunakan, bagus tidaknya dan apakah gambar mengganggu atau tidak saat ditonton. Elemen-elemen tersebut adalah:
1) Motivasi
Dalam mengedit harus selalu ada motivasi atau alasan yang jelas pada saat memindah, menyambung, atau saat menggunakan perpindahan serta fade. Motivasi ini bisa dalam gambar, suara maupun kombinasi gambar dengan suara.
2) Informasi
Gambar yang memiliki informasi adalah dasar dari sebuah editing. Setiap shot baru berarti mempunyai informasi yang baru pula dan susunan harus ideal agar gambar menarik. Karena semakin penonton mendapatkan banyak informasi dan mengerti maka ia akan semakin menikmati dan seperti terlibat dalam cerita sebuah tayangan. Tugas seorang editor untuk mendapatkan gambar yang penuh informasi dalam sebuah program, namun tanpa kesan menggurui penonton.

3) Komposisi
Meskipun editor tidak bisa menciptakan suatu komposisi gambar, namun salah satu tugas editor adalah memilih dan  menyusun shot yang ada dengan komposisi menjadi dapat diterima. Karena komposisi shot yang buruk adalah hasil dari proses shooting yang buruk.
4) Suara
Suara adalah elemen penting dalam editing, suara bukan hanyalebih langsung dari gambar namun juga lebih abstrak. Suara dapat membangun suasana dan emosi yang menjadi suatu daya tarik serta dapat digunakan untuk menyiapkan penonton dalam pergantian scene ataupun cerita.
5) Angle kamera
Adalah elemen paling penting dalam editing, pada prinsipnya saat perpindahan shot yang satu dengan yang lain harusnya berbeda angle. Perbedaan angle satu objek/subjek adalah kurang dari 45o, sedangkan untuk garis khayal antara dua objek adalah tidak lebih dari 180o, jika melebihi ini maka akan terjadi jumping gambar.
6) Kontinuitas
Kontinuitas atau kesinambungan gambar dimana setiap perpindahan shot baru dengan agle dan komposisi baru merupakan kelanjutan dari shot sebelumnya. Kesinambungan ini mencakup kontiniti konten, pergerakan, posisi dan suara. (Roy Thompson and Christopher J. Bowen, 2009: 58)
Pada prinsipnya editing bukan hanya memotong dan menyambung shot, namun yang perlu diperhatikan bahwa setiap shot memiliki aspek ruang dan waktu. Maka perhitungkan bagaimana susunan shot tersebut efisien dan tidak bertentangan dengan logika penonton. Hal tersebut bisa dicapai dengan cara sebagai berikut:
1) Kontinuitas aksi (continuity action)
Aksi yang terdapat pada suatu shot dengan shot berikutnya tidak mengalami perubahan mendadak dalam kecepatan gerakan dan arah gerakan.
2) Arah layar (screen direction)
Objek/subjek yang sama pada setiap shot harus mempertahankan arah gerakan yang sama.
3) Garis mata
Garis mata subjek yang melihat ke suatu arah haruslah sesuai dengan arah yang dipercaya penonton merupakan tempat apa yang dilihat subjek.

Agar hasil edit memiliki cerita menarik, memiliki taste dan bisa membawa penonton menikmatinya, ada beberapa pedoman editor yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Memahami konsep cerita/naskah.
2) Melihat terlebih dahulu (preview) seluruh gambar dan mencatat shot yang penting dan menarik.
3) Selalu gunakan gambar terbaik sebagai gambar pembuka.
4) Mengatur komposisi dan durasi shot baik shot statis dan shot bergerak (pan,zoom,dll).
5) Hindari perpindahan gambar dan suara secara mendadak, tambahkan efek jika diperlukan. Setiap efek yang digunakan selain memberi makna tertentu juga akan memberi kesan tersendiri.
6) Memberikan jeda gambar dan suara sejenak dengan atmosfer, untuk memberi kesempatan penonton untuk menikmati.
7) Untuk program yang memakai narasi dan wawancara jangan meletakkan terlalu rapat biarkan ada jeda, ini membantu penonton untuk memahami bahwa ada pergantian pembicara.
8) Jika program memakai narasi, ingatkan narator untuk membaca narasi tidak terlalu cepat maupun lamban.

apa itu video editor?

Pengertian editor
Salah satu definisi editor (Roy Thompson and Christopher J. Bowen, 2009: xi) menyebutkan:
A writer pens the story, a director coaches the actors, a cinematographer creates the visual style of each shot, and an editor puts all those pieces together. So an editor is really one of the last creative people to touch a motion picture project. It is his or her skill, craft, and gut instinct that help form the over-arching visual style of the presentation, and often it is also his or her choices that can make or break a program.

(Dalam sebuah produksi program seorang penulis naskah membuat jalan cerita, sutradara mengarahkan pemain, sinematografer menciptakan gambar untuk setiap shotnya, maka editor menggabungkan semua hasil mereka. Jadi editor sebenarnya adalah tenaga kreatif yang memberi sentuhan akhir pada sebuah produksi gambar bergerak. Dengan keahlian, kerajinan, dan insting yang baik akan memberikan sentuhan pada presentasi gambar, dan sering jika pilihan seorang editor yang tidak tepat bisa merusak program)


Klasifikasi editor
1) Memiliki pemahaman teori tentang editing baik secara teknis maupun tidak.
2) Dapat mengoperasikan software editing dengan baik.
3) Memahami peralatan editing.
4) Mengerti istilah-istilah audiovisual khususnya pada editing.
5) Memiliki sense of story telling yaitu mengerti konstruksi dari struktur cerita yang menarik.
6) Memiliki sense of editing atau taste (cita rasa dalam menyambung gambar), hal ini menyangkut perasaan seni sang editor.
7) Teliti, jeli dan tekun.

Peran editor
Editor berperan penting dari sebuah proses pembuatan suatu program, antara lain:
1) Sebagai tenaga teknis editing, memotong dan merangkai gambar.
2) Sebagai tenaga kreatif secara teknik dalam merangkai cerita sesuai naskah atau konsep, dari shot-scene-squence serta pemberian efek audiovisual.
3) Penyempurna materi hasil produksi rekaman menjadi tayangan program yang utuh.
4) Membuat program memiliki daya tarik dan taste yang juga akan memberi ciri khas pada program.
5) Sebagai partner sutradara ataupun asisten produser.

Standard Operational Procedure editor
1) Seorang video editor wajib menyiapkan peralatan editing berdasarkan kebutuhan.
2) Seorang video editor wajib melakukan pengecekan dan memastikan peralatan dapat berfungsi dengan baik.
3) Menganalisa atau memahami naskah.
4) Video editor harus melakukan preview visual dari master shot.
5) Menyeleksi shot yang penting dan mencatat point-point penting dalam bentuk shot list.
6) Melakukan dubbing/merekam naskah berdasarkan program acara.
7) Mencatat time code mark in-mark out.
8) Melakukan editing dengan memasukkan visual sesuai naskah.
9) Melakukan preview hasil editing.
10) Mastering/siap tayang.

Kewajiban dan wewenang editor
Kewajiban seorang editor antara lain:
1) Tenaga operator editing.
2) Menyelesaikan editing hingga menjadi sebuah program siap tayang.
3) Tanggung jawab moral etika dan estetika audiovisual pada penonton.
Wewenang seorang editor antara lain:
1) Tenaga kreatif dalam memberi taste videografi secara teknis editing atau non konten program.
2) Mengharmonisasikan audio dan video dengan taste editor.
3) Memberi masukan pada user atau sutradara dalam hal teknis diluar konten