Editing for motion pictures is the process of organizing, reviewing, selecting, and assembling the picture and sound “ footage ” captured during production. The result of these editing efforts should be a coherent and meaningful story or visual presentation that comes as close as possible to achieving the goals behind the original intent of the work — to entertain, to inform, to inspire, etc.
(Editing adalah proses mengorganisir, reviewing, memilih, dan menyusun gambar dan suara hasil rekaman produksi. Editing harus menghasilkan tayangan gambar yang padu dan cerita yang penuh makna sesuai apa yang telah direncanakan sebelumnya yaitu untuk menghibur, menginformasikan, memberi inspirasi dan lainnya)
2) Editing yaitu kegiatan memotong-motong gambar yang panjang, menyambung potongan-potongan gambar yang bercerita (memiliki sekuen) dalam durasi yang ditentukan, dan siap ditayangkan pada waktunya. (J.B Wahyudi: 2004)
Elemen dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam editing
Editing dibangun oleh beberapa elemen. Hasil dari sebuah editing tergantung pada bagaimana elemen tersebut digunakan, bagus tidaknya dan apakah gambar mengganggu atau tidak saat ditonton. Elemen-elemen tersebut adalah:
1) Motivasi
Dalam mengedit harus selalu ada motivasi atau alasan yang jelas pada saat memindah, menyambung, atau saat menggunakan perpindahan serta fade. Motivasi ini bisa dalam gambar, suara maupun kombinasi gambar dengan suara.
2) Informasi
Gambar yang memiliki informasi adalah dasar dari sebuah editing. Setiap shot baru berarti mempunyai informasi yang baru pula dan susunan harus ideal agar gambar menarik. Karena semakin penonton mendapatkan banyak informasi dan mengerti maka ia akan semakin menikmati dan seperti terlibat dalam cerita sebuah tayangan. Tugas seorang editor untuk mendapatkan gambar yang penuh informasi dalam sebuah program, namun tanpa kesan menggurui penonton.
3) Komposisi
Meskipun editor tidak bisa menciptakan suatu komposisi gambar, namun salah satu tugas editor adalah memilih dan menyusun shot yang ada dengan komposisi menjadi dapat diterima. Karena komposisi shot yang buruk adalah hasil dari proses shooting yang buruk.
4) Suara
Suara adalah elemen penting dalam editing, suara bukan hanyalebih langsung dari gambar namun juga lebih abstrak. Suara dapat membangun suasana dan emosi yang menjadi suatu daya tarik serta dapat digunakan untuk menyiapkan penonton dalam pergantian scene ataupun cerita.
5) Angle kamera
Adalah elemen paling penting dalam editing, pada prinsipnya saat perpindahan shot yang satu dengan yang lain harusnya berbeda angle. Perbedaan angle satu objek/subjek adalah kurang dari 45o, sedangkan untuk garis khayal antara dua objek adalah tidak lebih dari 180o, jika melebihi ini maka akan terjadi jumping gambar.
6) Kontinuitas
Kontinuitas atau kesinambungan gambar dimana setiap perpindahan shot baru dengan agle dan komposisi baru merupakan kelanjutan dari shot sebelumnya. Kesinambungan ini mencakup kontiniti konten, pergerakan, posisi dan suara. (Roy Thompson and Christopher J. Bowen, 2009: 58)
Pada prinsipnya editing bukan hanya memotong dan menyambung shot, namun yang perlu diperhatikan bahwa setiap shot memiliki aspek ruang dan waktu. Maka perhitungkan bagaimana susunan shot tersebut efisien dan tidak bertentangan dengan logika penonton. Hal tersebut bisa dicapai dengan cara sebagai berikut:
1) Kontinuitas aksi (continuity action)
Aksi yang terdapat pada suatu shot dengan shot berikutnya tidak mengalami perubahan mendadak dalam kecepatan gerakan dan arah gerakan.
2) Arah layar (screen direction)
Objek/subjek yang sama pada setiap shot harus mempertahankan arah gerakan yang sama.
3) Garis mata
Garis mata subjek yang melihat ke suatu arah haruslah sesuai dengan arah yang dipercaya penonton merupakan tempat apa yang dilihat subjek.
Agar hasil edit memiliki cerita menarik, memiliki taste dan bisa membawa penonton menikmatinya, ada beberapa pedoman editor yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Memahami konsep cerita/naskah.
2) Melihat terlebih dahulu (preview) seluruh gambar dan mencatat shot yang penting dan menarik.
3) Selalu gunakan gambar terbaik sebagai gambar pembuka.
4) Mengatur komposisi dan durasi shot baik shot statis dan shot bergerak (pan,zoom,dll).
5) Hindari perpindahan gambar dan suara secara mendadak, tambahkan efek jika diperlukan. Setiap efek yang digunakan selain memberi makna tertentu juga akan memberi kesan tersendiri.
6) Memberikan jeda gambar dan suara sejenak dengan atmosfer, untuk memberi kesempatan penonton untuk menikmati.
7) Untuk program yang memakai narasi dan wawancara jangan meletakkan terlalu rapat biarkan ada jeda, ini membantu penonton untuk memahami bahwa ada pergantian pembicara.
8) Jika program memakai narasi, ingatkan narator untuk membaca narasi tidak terlalu cepat maupun lamban.
terimakasih atas materinya, sangat membantu..
ReplyDeletethanks . Semoga Allah slalu memberkahi
ReplyDeletekasih sumber referensinya dong
ReplyDeletekasih sumbernya dong, please
ReplyDelete