Mencoba desain undangan pernikahan sederhana. Inilah jadinya jika biasanya desain cover dengan dark style sekarang malah jadi super calm n soft hemm.... sepertinya jiwa wanita saya sedang menguasai kreatifitas.
Saturday, October 13, 2012
Wednesday, July 25, 2012
cover karya smasa kuliah
Saturday, June 2, 2012
Media Audio Visual dan sejarah televisi Indonesia
Televisi merupakan sebuah media telekomunikasi yang digunakan untuk menerima gambar bergerak beserta suara sehingga tayangan tampak hidup dan nyata, apabila seorang tidak mendengar audio dengan jelas maka visual menjadi pendukung utama untuk menjelaskan isi tayangan. Keunggulan lain dari televisi adalah mampu memberikan penekanan secara efektif terhadap pesan atau maksud yang dituju dengan memberi pemusatan pandangan melalui visual/gambar. Sedangkan media lain seperti radio hanya berupa audio tanpa pendukung lain, media cetak hanya berupa visual yang butuh waktu untuk memahami dengan jelas bahkan yang hanya berupa tulisan maka seorang buta aksara tidak bisa menikmatinya.
Televisi memiliki pengaruh yang dahsyat karena penggunaan medium elektronik mampu memperkeras, memperluas dan mempertajam materi yang dipaparkan (Fred Wibowo, 2007: 18). Pada awal perkembangannya siaran televisi di Indonesia di lakukan oleh Televisi Republik Indonesia atau TVRI pada tahun 1962. Media ini menjadi media pemerintahan untuk menyampaikan informasi, memberikan edukasi serta hiburan pada masyarakat. Selama 27 tahun masyarakat Indonesia hanya bisa menyaksikan satu saluran televisi saja, kemudian sejak tahun 1989 perijinan siaran untuk televisi swasta digulirkan muncul beberapa stasiun televisi yaitu RCTI, TPI, INDOSIAR, TRANSTV, METROTV dan lainnya.
Masyarakat semakin dimanjakan dengan berbagai tayangan program yang variatif, kompetisi antar stasiun untuk mendapatkan tempat dihati penonton mendorong munculnya program-program baru. Lebih jauh televisi lokal berkembang di berbagai daerah seperti di Yogyakarta ada stasiun RBTV, JOGJATV, ADiTV kemudian di Jawa Timur stasiun JTV, dan dibeberapa kota di Jawa Timur seperti MadiunTV, BatuTV, DOHOTV dan lainnya.
Sekarang ini televisi tidak dilihat lagi sebagai sarana pendidikan (dalam arti pendidikan formal) dan juga tidak seharusnya (meskipun de facto demikian) sebagai alat promosi perdagangan. Lima fungsi yang pada umumnya diakui yaitu pengawasan situasi masyarakat dan dunia, menghubungkan yang satu dengan yang lain, menyalurkan kebudayaan, hiburan dan pengerahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat (Ruedi Hofmann, 1999:54).
Televisi memiliki nilai informatif, edukatif dan hiburan, idealnya adalah nilai tersebut tersaji secara proporsional. Namun kecenderungan pada salah satu nilai akan muncul pada sebuah program acara televisi, dimana nilai hiburan adalah nilai yang paling laris. Ketika penonton dalam kejenuhan, rasa capek dan butuh hiburan televisi menjadi media termurah untuk mendapatkan hiburan apalagi dengan berbagai pilihan program yang variatif. Kepentingan bisnis menjadi kepentingan yang tak terbantahkan dari sebuah stasiun televisi untuk menjaga keberlangsungan siaran, sehingga terkadang tayangan kurang memperhatikan kualitas program.
Kebutuhan masyarakat adalah modal utama sebuah stasiun televisi memproduksi sebuah program acara, karena audience adalah pasar. Produk media merupakan komoditi atau jasa yang ditawarkan untuk dijual kepada sekumpulan konsumen tertentu yang potensial, yang bersaing dengan produk media lainnya. Calon konsumen atau konsumen sebenarnya ini dapat diacu sabagai pasar…(Denis McQuail, 1994: 205).
Visual maupun audio dalam tayangan televisi dapat dimanipulasi secara teknis dan trik yang kreatif sebagai daya tarik. Penciptaan sebuah program acara yang berkualitas secara konten maupun kepentingan bisnis, tidak lepas dari para personil didalamnya yaitu SDM yang profesional serta peralatan pendukung yang memadai. Setiap pogram acara yang diproduksi akan membutuhkan sebuah tim yang bisa bekerjasama. Setiap anggota harus mengerti benar apa yang mereka kerjakan sesuai jobdesk (deskripsi tanggungjawab) agar hasil produksi sesuai yang diinginkan dan bukan asal jadi. Selama proses produksi sebaiknya seluruh tim harus memahami konsep program acara yang sedang dibuatnya
Tuesday, April 3, 2012
seperangkat editing standart vendor program TV jakarta (use mac)
a. Satu set PC dan Monitor Mac
Merupakan perangkat utama proses editing, peralatan ini dilengkapi dengan software dan aplikasi editing berfungsi untuk membuka project editing dan mengolah audio video yang berbentuk data.
Gambar 1 Satu set PC dan Monitor Mac
b. Monitor Preview SonyPerangkat ini digunakan untuk preview gambar dengan ukuran frame layaknya monitor televisi, dikoneksikan dengan monitor utama project editing.
Gambar 2 Monitor Preview Sony
c. Audio Mixer : Yamaha Mixing Console MG10/2Perangkat ini digunakan untuk pengaturan audio dikoneksikan dengan komputer utama dan VTR, serta sebagai oudio monitor yang dikoneksikan dengan speaker.
Gambar 3 Audio Mixer
d. Speaker : MS 40 dengan source digital dan analogPerangkat ini digunakan preview/memonitor audio dari project, speaker ini dikoneksikan dengan audio mixer.
Gambar 4 Speaker MS 40
e. UPS APC 1500Perangkat ini dihubungkan dengan voltage regulator memiliki fungsi menyalurkan dan menyimpan daya listrik sebagai antisipasi pemadaman aliran listrik yang mendadak. Semua perangkat dalam studio yang memerlukan aliran listrik akan dihubungkan dengan port power dari perangkat ini. Jika aliran listrik padam UPS akan menjaga peralatan dalam studio menyala dan bertahan hingga lima jam.
Gambar 5 UPS APC 1500
f. Voltage Regulator Minamoto SM 3000Perangkat pengatur tegangan listrik, berguna untuk mengatur tegangan listrik yang bersumber dari PLN dan disesuaikan dengan kebutuhan perangkat studio. Karena semua perangkat studio memerlukan aliran listrik yang stabil agar tidak mudah rusak dan berfungsi dengan baik. Keluaran dari perangkat ini dihubungkan dengan UPS sebagai perangkat penyimpan daya untuk kemudian dihubungkan dengan semua perangkat studio yang memerlukan aliran listrik.
Gambar 6 Voltage Regulator
g. VTR ada beberapa jenis yang digunakan di PT. Grahandhika Visual antara lain Panasonic DVCPro, Sony DVCam, Sony Betacam SP. Program acara Tabir Sunnah untuk rekam materi biasa menggunakan pita Mini DVCam, maka tidak semua VTR dapat langsung digunakan ada beberapa yang harus menambahkan adapter seperti jika menggunakan VTR Panasonic DVCPro.1) VTR Sony BetaCam SP digunakan untuk memutar maupun merekam audiovisual dengan pita kaset BetaCam.
Gambar 7 VTR Sony BetaCam SP
2) VTR Sony DVCam digunakan untuk memutar maupun merekam audiovisual dengan pita kaset DVCam. Proses editing program Tabir Sunnah biasa menggunakan VTR ini untuk proses capture dan print.
Gambar 8 VTR Sony DVCam
3) VTR Panasonic DVCPro digunakan untuk memutar maupun merekam audiovisual dengan pita kaset DVCPro. Tabir Sunnah akan menggunakan VTR ini dengan adapter MiniDV, jika VTR DVCam sedang trouble ataupun digunakan untuk keperluan lain.Gambar 9 VTR Panasonic DVCPro
4) Adapter MiniDV perangkat yang digunakan untuk mengadaptasikan pita kaset MiniDV pada VTR DVCPro.
Gambar 10 Adapter MiniDV
h. Blackmagic Video Capture Card Dengan Konektor video DeckLink Extreme Yaitu video capture yang menyediakan fasilitas koneksi analog (component) maupun digital (SDI) demikian pula audio analog dan digital, termasuk kabel koneksi RS 422 untuk mengotrol VTR dari komputer. Jadi jika menggunakan VTR BetaCam SP maupun BetaCam Digital dapat mengcapture dengan kualitas optimal. Contoh kabel koneksi dan diagram koneksi ke peralatan pendukung:
Gambar 11 Kabel DeckLink extreme
Diagram 1 Koneksi DeckLink dengan perangkat studio
komunikasi, televisi dan pasar
Perkembangan media komunikasi dewasa ini makin beragam dan menawarkan berbagai kemudahan. Dahulu manusia berkomunikasi dengan media bahasa secara lisan atau percakapan, kemudian media tulis dan berkembang media audiovisual. Kecanggihan teknologi adalah penyumbang utama perkembangan ini, perangkat pendukung audiovisual pun beragam seperti televisi, internet, video player, film dan lain sebagainya. Masing-masing perangkat memiliki karakter dan keunggulan yang berbeda. Dari perangkat tersebut televisi menjadi media yang mendominasi di masyarakat dan hampir setiap rumah memilikinya.
Televisi merupakan sebuah media telekomunikasi yang digunakan untuk menerima gambar bergerak beserta suara sehingga tayangan tampak hidup dan nyata, apabila seorang tidak mendengar audio dengan jelas maka visual menjadi pendukung utama untuk menjelaskan isi tayangan. Keunggulan lain dari televisi adalah mampu memberikan penekanan secara efektif terhadap pesan atau maksud yang dituju dengan memberi pemusatan pandangan melalui visual/gambar. Sedangkan media lain seperti radio hanya berupa audio tanpa pendukung lain, media cetak hanya berupa visual yang butuh waktu untuk memahami dengan jelas bahkan yang hanya berupa tulisan maka seorang buta aksara tidak bisa menikmatinya.
Televisi memiliki pengaruh yang dahsyat karena penggunaan medium elektronik mampu memperkeras, memperluas dan mempertajam materi yang dipaparkan (Fred Wibowo, 2007: 18). Pada awal perkembangannya siaran televisi di Indonesia di lakukan oleh Televisi Republik Indonesia atau TVRI pada tahun 1962. Media ini menjadi media pemerintahan untuk menyampaikan informasi, memberikan edukasi serta hiburan pada masyarakat. Selama 27 tahun masyarakat Indonesia hanya bisa menyaksikan satu saluran televisi saja, kemudian sejak tahun 1989 perijinan siaran untuk televisi swasta digulirkan muncul beberapa stasiun televisi yaitu RCTI, TPI, INDOSIAR, TRANSTV, METROTV dan lainnya.
Masyarakat semakin dimanjakan dengan berbagai tayangan program yang variatif, kompetisi antar stasiun untuk mendapatkan tempat dihati penonton mendorong munculnya program-program baru. Lebih jauh televisi lokal berkembang di berbagai daerah seperti di Yogyakarta ada stasiun RBTV, JOGJATV, ADiTV kemudian di Jawa Timur stasiun JTV, dan dibeberapa kota di Jawa Timur seperti SAKTIMadiun, BatuTV, DOHOTV dan lainnya.
Sekarang ini televisi tidak dilihat lagi sebagai sarana pendidikan (dalam arti pendidikan formal) dan juga tidak seharusnya (meskipun de facto demikian) sebagai alat promosi perdagangan. Lima fungsi yang pada umumnya diakui yaitu pengawasan situasi masyarakat dan dunia, menghubungkan yang satu dengan yang lain, menyalurkan kebudayaan, hiburan dan pengerahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat (Ruedi Hofmann, 1999:54).
Televisi memiliki nilai informatif, edukatif dan hiburan, idealnya adalah nilai tersebut tersaji secara proporsional. Namun kecenderungan pada salah satu nilai akan muncul pada sebuah program acara televisi, dimana nilai hiburan adalah nilai yang paling laris. Ketika penonton dalam kejenuhan, rasa capek dan butuh hiburan televisi menjadi media termurah untuk mendapatkan hiburan apalagi dengan berbagai pilihan program yang variatif. Kepentingan bisnis menjadi kepentingan yang tak terbantahkan dari sebuah stasiun televisi untuk menjaga keberlangsungan siaran, sehingga terkadang tayangan kurang memperhatikan kualitas program.
Kebutuhan masyarakat adalah modal utama sebuah stasiun televisi memproduksi sebuah program acara, karena audience adalah pasar. Produk media merupakan komoditi atau jasa yang ditawarkan untuk dijual kepada sekumpulan konsumen tertentu yang potensial, yang bersaing dengan produk media lainnya. Calon konsumen atau konsumen sebenarnya ini dapat diacu sabagai pasar…(Denis McQuail, 1994: 205).
Monday, April 2, 2012
Program acara televisi
a. Pengertian program acara televisi
Berasal dari programme (Inggris) atau program (Amerika), yang berarti acara atau rencana. Acara atau program adalah segala hal yang ditampilkan oleh stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan atau yang diinginkan audience-nya (Iman Santoso, 2010: Hand Out). Program yang ditayangkan stasiun televisi tidak harus diproduksi sendiri melainkan dapat bekerja sama dengan pihak luar stasiun televisi, misalnya dengan production house atau instansi pemerintah dan swasta. Pada umumnya pihak perencanaan siaran mengatur jadwal penayangan satu program televisi berdasarkan perkiraan kecenderungan menonton program tersebut.
b. Karakteristik program acara televisi
Suatu program televisi selalu mempertimbangkan agar program acara tersebut digemari oleh penonton. Semakin banyak penonton maka program semakin sukses pula pada kepentingan komersilnya. Untuk itu ada empat hal yang mendasari karakter suatu program, yaitu:
1) Product, berhubungan dengan materi program yang dipilih harus bagus dan bisa menarik penonton. Untuk itu televisi komersial banyak mengangkat materi yang unik, sensasional ataupun yang sedang menjadi trend di masyarakat.
2) Price, yaitu biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi atau membeli suatu program, sekaligus menentukan tarif bagi pemasang iklan.
3) Place, yaitu ada waktu siaran yang sekiranya tepat untuk program tersebut. Pemilihan waktu siar yang tepat akan membantu keberhasilan program tersebut.
4) Promotion, yaitu bagaimana memperkenalkan kemudian menjual acara itu sehingga dapat mendatangkan iklan atau sponsor.
c. Jenis-jenis program acara televisi
Jenis program televisi ada 2 bagian besar :
1) Informasi/Berita
Menurut Mitchel V. Charnley Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka. ( M. Romli, 2003: 5). Jurnalistik televisi bertolak dari orientasi audiovisual. Oleh karena itu, apa yang dilaporkan oleh reporter adalah berita untuk mata dan telinga. Ada dua bentuk program berita televisi yang pertama yaitu hard news corak berita yang mengandung konflik dan memberi sentuhan-sentuhan emosional serta melibatkan tokoh masyarakat atau orang termasyur. Berita ini biasanya memiliki tegangan politik yang tinggi, sangat istimewa dan mengandung konflik atau pertentangan, dengan cara penulisan tertentu berita tersebut dapat memberikan emosi kepada masyarakat. Program yang termasuk hard news antara lain straight News, features dan infotaiment. Bentuk kedua yaitu soft news berita dengan corak ini biasanya berupa berita ringan atau bisa berupa berita yang mengandung konflik yang menegangkan namun dikemas dengan pemilihan materi visual dan penyusunan gambar yang tidak menonjolkan segi-segi menegangkan dengan narasi yang agak umum. Program televisi dengan bentuk sajian soft news antara lain current affair, magazines, talk show dan documentary. (Fred Wibowo, 1998: 136)
2) Hiburan (entertaiment)
Hiburan adalah jenis program televisi yang bertujuan memberikan kesenangan pada penonton biasanya dikemas dengan gaya artistik meskipun karya jurnalistik juga bisa dijadikan program hiburan tentunya dengan sentuhan artistik. Berbagai bentuk program acara dapat masuk ketegori ini antara lain program musik, drama, permainan atau gameshow, reality show, pertunjukkan seni budaya, dan lain sebagainya.
Tidak semua televisi memiliki seluruh kategori program dalam penyiarannya. Ada televisi yang segmented hanya menyajikan beberapa kategori program sebagai pelengkap. Misalnya Metro TV, yang merupakan televisi yang mengkategorikan program-programnya pada pemberitaan disamping itu program acara hiburan juga disajikan untuk melengkapinya.
Berasal dari programme (Inggris) atau program (Amerika), yang berarti acara atau rencana. Acara atau program adalah segala hal yang ditampilkan oleh stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan atau yang diinginkan audience-nya (Iman Santoso, 2010: Hand Out). Program yang ditayangkan stasiun televisi tidak harus diproduksi sendiri melainkan dapat bekerja sama dengan pihak luar stasiun televisi, misalnya dengan production house atau instansi pemerintah dan swasta. Pada umumnya pihak perencanaan siaran mengatur jadwal penayangan satu program televisi berdasarkan perkiraan kecenderungan menonton program tersebut.
b. Karakteristik program acara televisi
Suatu program televisi selalu mempertimbangkan agar program acara tersebut digemari oleh penonton. Semakin banyak penonton maka program semakin sukses pula pada kepentingan komersilnya. Untuk itu ada empat hal yang mendasari karakter suatu program, yaitu:
1) Product, berhubungan dengan materi program yang dipilih harus bagus dan bisa menarik penonton. Untuk itu televisi komersial banyak mengangkat materi yang unik, sensasional ataupun yang sedang menjadi trend di masyarakat.
2) Price, yaitu biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi atau membeli suatu program, sekaligus menentukan tarif bagi pemasang iklan.
3) Place, yaitu ada waktu siaran yang sekiranya tepat untuk program tersebut. Pemilihan waktu siar yang tepat akan membantu keberhasilan program tersebut.
4) Promotion, yaitu bagaimana memperkenalkan kemudian menjual acara itu sehingga dapat mendatangkan iklan atau sponsor.
c. Jenis-jenis program acara televisi
Jenis program televisi ada 2 bagian besar :
1) Informasi/Berita
Menurut Mitchel V. Charnley Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka. ( M. Romli, 2003: 5). Jurnalistik televisi bertolak dari orientasi audiovisual. Oleh karena itu, apa yang dilaporkan oleh reporter adalah berita untuk mata dan telinga. Ada dua bentuk program berita televisi yang pertama yaitu hard news corak berita yang mengandung konflik dan memberi sentuhan-sentuhan emosional serta melibatkan tokoh masyarakat atau orang termasyur. Berita ini biasanya memiliki tegangan politik yang tinggi, sangat istimewa dan mengandung konflik atau pertentangan, dengan cara penulisan tertentu berita tersebut dapat memberikan emosi kepada masyarakat. Program yang termasuk hard news antara lain straight News, features dan infotaiment. Bentuk kedua yaitu soft news berita dengan corak ini biasanya berupa berita ringan atau bisa berupa berita yang mengandung konflik yang menegangkan namun dikemas dengan pemilihan materi visual dan penyusunan gambar yang tidak menonjolkan segi-segi menegangkan dengan narasi yang agak umum. Program televisi dengan bentuk sajian soft news antara lain current affair, magazines, talk show dan documentary. (Fred Wibowo, 1998: 136)
2) Hiburan (entertaiment)
Hiburan adalah jenis program televisi yang bertujuan memberikan kesenangan pada penonton biasanya dikemas dengan gaya artistik meskipun karya jurnalistik juga bisa dijadikan program hiburan tentunya dengan sentuhan artistik. Berbagai bentuk program acara dapat masuk ketegori ini antara lain program musik, drama, permainan atau gameshow, reality show, pertunjukkan seni budaya, dan lain sebagainya.
Tidak semua televisi memiliki seluruh kategori program dalam penyiarannya. Ada televisi yang segmented hanya menyajikan beberapa kategori program sebagai pelengkap. Misalnya Metro TV, yang merupakan televisi yang mengkategorikan program-programnya pada pemberitaan disamping itu program acara hiburan juga disajikan untuk melengkapinya.
Sunday, April 1, 2012
Tahapan produksi program acara televisi
Suatu program acara televisi memerlukan perencanaan dan pertimbangan yang matang untuk dapat diproduksi. Mulai dari materi yang menarik, tersedianya sarana dan biaya, serta organisasi pelaksana. Suatu produksi program yang melibatkan banyak peralatan, orang dan biaya yang besar memerlukan suatu organisasi yang rapi agar pelaksanaan produksi jelas dan efisien.
Tahapan produksi menurut Gerrald Millerson terdiri dari tiga bagian yang biasa disebut dengan standard operation procedure (SOP),yaitu:
1) Pra-Produksi
Merupakan tahap perencanaan dan persiapan dari sebuah produksi, tahap ini meliputi:
a) Ide atau gagasan, yaitu penemuan atau pemilihan ide apakah menarik dan layak dijadikan sebuah program. Kemudian dilanjutkan dengan riset dan pengembangan gagasan tersebut.
b) Pembuatan naskah kasar serta treatment produksi dari hasil pengembangan gagasan dan riset.
c) Perencanaan awal, tahap ini meliputi perencanaan interprestasi produksi (planning meeting), stage desain, tata cahaya, tata suara, make up, wardrobe dan fasilitas teknik.
d) Pengadaan casting dan menentukan artis, kemudian blocking dan penyempurnaan naskah.
e) Perencanaan teknis, tahap ini untuk menentukan peralatan yang dibutuhkan sesuai konsep seperti pemilihan kamera. Perencanaan grafis, konstruksi produksi, penyelesaian administrasi kontrak dan perijinan, budgeting serta pemantapan produksi.
f) Rehearsal script, yaitu naskah yang digunakan untuk persiapan ketika latihan, dalam naskah ini sudah tercantum secara detil tentang setting, karakter, dialog dan adegan.
g) Pra-studio rehearsal, dimulai dengan briefing kru serta reading para pemain yang dipimpin oleh sutradara atau pengarah acara. Pengarah acara mengarahkan pemain, blocking, posisi, pengadeganan sesuai dengan treatment yang dibuat.
h) Run trough, dimana rehearsal studio dilakukan mulai dari blocking kamera, tata cahaya, tata artistik dan pemain melakukan latihan hingga terbiasa dan nyaman di studio.
2) Produksi
Setelah perencanaan dan persiapan matang, maka pelaksanaan produksi dimulai. Pengarah acara memimpin jalannya produksi bekerjasama dengan kru dan artis yang terlibat. Masing-masing kru melaksanakan tugasnya seperti rehearsal yang telah dilakukan sebelumnya dan sesuai naskah maupun rundown yang ada.
Apabila program acara bukan live show maka semua shot dicatat oleh bagian pencatat dengan menyertakan timecode, isi adegan, dan tanda bagus atau tidak. Catatan ini nantinya akan berguna saat proses editing. Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap akhir shooting hari itu juga untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sudah bagus. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya.
3) Paska-produksi
Merupakan tahap akhir dari sebuah produksi program acara televisi, setelah produksi lapangan maka materi masuk dalam pos editing. Tahap ini meliputi:
a) Editing
Proses penyusunan gambar menjadi sebuah cerita yang padu dan barkesinambungan sesuai konsep naskah. Dalam tahap editing ini yang pertama dilakukan adalah:
1) Editing offline
Yaitu memilah materi yang dianggap bagus sesuai catatan selama produksi berlangsung. Kemudian dilakukan capturing atau digitizing yaitu mengubah hasil gambar dalam pita menjadi data file. Dalam editing offline ini gambar disusun mengikuti urutan adegan namun bisa dimulai dari adegan manapun mungkin dari tengah awal baru akhir, baru kemudian disusun berurutan .
2) Editing online
Tahap ini adalah penyempurnaan dari editing offline yaitu penambahan insert, pemberian efek gambar, suara, transisi, musik, credit title dan penyesuaian durasi tayang.
3) Mixing
Setelah semua komponen gambar dan suara selesai disusun selanjutnya adalah mixing audio sesuai standar penyiaran. Disini proporsi suara diatur mana suara yang perlu dominan dan mana yang dijadikan backsound jangan sampai suara saling mengganggu. Setelah semua selesai maka selanjutnya adalah print to tape atau diubah kembali kedalam pita kualitas broadcast.
b) Preview
Sebelum program diprint untuk disiarkan maka dilakukan preview oleh produser untuk memastikannya program sudah benar-benar fix. Jika ternyata masih terjadi kesalahan maupun perlu dikurangi atau ditambah sesuatu maka dilakukan revisi kembali. Setelah revisi fix barulah print on tape dan siap tayang. Kaset atau Tape yang digunakan masing-masing stasiun televisi belum tentu sama ada yang menggunakan jenis pita Betacam, DVCPro, DVCam dan lainnya.
c) Tranmisi
Setelah semua urusan editing selesai selanjutnya masuk pada bagian tranmisi yaitu bagian on air penyiaran program.
Tahapan produksi menurut Gerrald Millerson terdiri dari tiga bagian yang biasa disebut dengan standard operation procedure (SOP),yaitu:
1) Pra-Produksi
Merupakan tahap perencanaan dan persiapan dari sebuah produksi, tahap ini meliputi:
a) Ide atau gagasan, yaitu penemuan atau pemilihan ide apakah menarik dan layak dijadikan sebuah program. Kemudian dilanjutkan dengan riset dan pengembangan gagasan tersebut.
b) Pembuatan naskah kasar serta treatment produksi dari hasil pengembangan gagasan dan riset.
c) Perencanaan awal, tahap ini meliputi perencanaan interprestasi produksi (planning meeting), stage desain, tata cahaya, tata suara, make up, wardrobe dan fasilitas teknik.
d) Pengadaan casting dan menentukan artis, kemudian blocking dan penyempurnaan naskah.
e) Perencanaan teknis, tahap ini untuk menentukan peralatan yang dibutuhkan sesuai konsep seperti pemilihan kamera. Perencanaan grafis, konstruksi produksi, penyelesaian administrasi kontrak dan perijinan, budgeting serta pemantapan produksi.
f) Rehearsal script, yaitu naskah yang digunakan untuk persiapan ketika latihan, dalam naskah ini sudah tercantum secara detil tentang setting, karakter, dialog dan adegan.
g) Pra-studio rehearsal, dimulai dengan briefing kru serta reading para pemain yang dipimpin oleh sutradara atau pengarah acara. Pengarah acara mengarahkan pemain, blocking, posisi, pengadeganan sesuai dengan treatment yang dibuat.
h) Run trough, dimana rehearsal studio dilakukan mulai dari blocking kamera, tata cahaya, tata artistik dan pemain melakukan latihan hingga terbiasa dan nyaman di studio.
2) Produksi
Setelah perencanaan dan persiapan matang, maka pelaksanaan produksi dimulai. Pengarah acara memimpin jalannya produksi bekerjasama dengan kru dan artis yang terlibat. Masing-masing kru melaksanakan tugasnya seperti rehearsal yang telah dilakukan sebelumnya dan sesuai naskah maupun rundown yang ada.
Apabila program acara bukan live show maka semua shot dicatat oleh bagian pencatat dengan menyertakan timecode, isi adegan, dan tanda bagus atau tidak. Catatan ini nantinya akan berguna saat proses editing. Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap akhir shooting hari itu juga untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sudah bagus. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya.
3) Paska-produksi
Merupakan tahap akhir dari sebuah produksi program acara televisi, setelah produksi lapangan maka materi masuk dalam pos editing. Tahap ini meliputi:
a) Editing
Proses penyusunan gambar menjadi sebuah cerita yang padu dan barkesinambungan sesuai konsep naskah. Dalam tahap editing ini yang pertama dilakukan adalah:
1) Editing offline
Yaitu memilah materi yang dianggap bagus sesuai catatan selama produksi berlangsung. Kemudian dilakukan capturing atau digitizing yaitu mengubah hasil gambar dalam pita menjadi data file. Dalam editing offline ini gambar disusun mengikuti urutan adegan namun bisa dimulai dari adegan manapun mungkin dari tengah awal baru akhir, baru kemudian disusun berurutan .
2) Editing online
Tahap ini adalah penyempurnaan dari editing offline yaitu penambahan insert, pemberian efek gambar, suara, transisi, musik, credit title dan penyesuaian durasi tayang.
3) Mixing
Setelah semua komponen gambar dan suara selesai disusun selanjutnya adalah mixing audio sesuai standar penyiaran. Disini proporsi suara diatur mana suara yang perlu dominan dan mana yang dijadikan backsound jangan sampai suara saling mengganggu. Setelah semua selesai maka selanjutnya adalah print to tape atau diubah kembali kedalam pita kualitas broadcast.
b) Preview
Sebelum program diprint untuk disiarkan maka dilakukan preview oleh produser untuk memastikannya program sudah benar-benar fix. Jika ternyata masih terjadi kesalahan maupun perlu dikurangi atau ditambah sesuatu maka dilakukan revisi kembali. Setelah revisi fix barulah print on tape dan siap tayang. Kaset atau Tape yang digunakan masing-masing stasiun televisi belum tentu sama ada yang menggunakan jenis pita Betacam, DVCPro, DVCam dan lainnya.
c) Tranmisi
Setelah semua urusan editing selesai selanjutnya masuk pada bagian tranmisi yaitu bagian on air penyiaran program.
Sense of story telling
Sense of story telling adalah sesuatu yang harus dimiliki seorang editor, ia harus mengerti konstruksi dari struktur cerita yang menarik, kadar dramatik yang ada dalam shot-shot yang disusun dan mampu mengesinambungkan adegan/cerita dari awal hingga akhir. Pada prinsipnya proses paska produksi oleh editor ini berdasarkan naskah yang telah disepakati, ia hanya menyusun shot dan menggabungkan insert serta musik berdasar instruksi naskah dan pengawasan seorang sutradara. Kejelian dan ketelitian adalah hal yang wajib dimiliki oleh seorang editor mulai dari pemilihan shot, penyusunan adegan, pemberian insert, pemberian backsound, musik, transisi, colouring, titling dan sebagainya.
Hasil dari sebuah produksi program tergantung pada semua elemen dan proses produksi, jika manajemen baik, produksi lancar namun editing tidak bagus maka hasil program juga tidak maksimal. Tugas finishing atau penyelesaian akhir dari sebuah produksi program menjadi sangat penting peranannya, jika terjadi kekurangan dalam produksi yang tidak terlalu fatal maka bisa dimanipulasi dalam proses editing. Menjadi seorang editor yang baik harus memahami cerita, karakter media tayang, komposisi gambar dan suara dan sebagainya. Merupakan bagian penting editor adalah anggota tim terakhir yang menentukan hasil akhir dari produksi sebuah program acara
Saturday, March 31, 2012
Peran editor dalam proses editing program news magazine televisi
News magazine termasuk dalam kategori berita yang bersifat soft news berita dengan corak ini biasanya berupa berita ringan atau bisa berupa berita yang mengandung konflik yang menegangkan namun dikemas dengan pemilihan materi visual dan penyusunan gambar yang tidak menonjolkan segi-segi menegangkan dengan narasi yang agak umum. Program televisi dengan bentuk sajian soft news antara lain current affair, magazines, talk show dan documentary. (Fred Wibowo, 1998: 136)
Setelah produksi lapangan selesai maka semua materi kaset, naskah, narasi, dan lainnya masuk pada tim editor. Selanjutnya adalah tugas editor untuk menjadikan semua materi tersebut menjadi sebuah paket tayangan yang menarik dan sesuai konsep naskah. Biasanya dalam proses ini seorang editor ditemani oleh seorang assosiate producer atau biasa disebut assprod yang membantu merangkai cerita dan memantau, sedangkan asisten produksi akan menyiapkan segala kebutuhan materi jika ada yang kurang selama proses editing. Adapun peran editor secara keseluruhan dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Tim pembuatan program acara
Dalam pembuatan sebuah program acara ada sebuah tim produksi dengan jabatan dan fungsi masing-masing. Editor merupakan bagian dari rangkaian jabatan penting tersebut dan memiliki fungsi khusus dalam post-production. Dengan adanya editor profesional maka materi hasil produksi lapangan bisa diedit dengan baik dan menarik. Misalnya ada kesalahan pada pengambilan gambar yang masih bisa ditoleransi maka disini editorlah yang akan memperbaiki dan menyelesaikan editing hingga menjadi sebuah tayangan utuh. Tidak hanya itu dalam proses editing juga dimaksudkan untuk mengubah sebuah video dari format tertentu ke format yang lain misalnya AVI menjadi MPEG atau mengubah dari file ke kaset dan sebagainya.
b. Sebagai partner assosiate producer
Dalam menjalankan tugas seorang editor dibantu oleh seorang assosiate producer. Adalah tugas editor untuk mengedit sesuai naskah atau sesuai arahan assosiate producer, namun editor dan assosiate producer disini adalah partner dan harus bekerjasama dengan baik. Dimana seorang editor harus mengerti apa yang menjadi keinginan assosiate producer dalam programnya agar proses editing lebih efisien, begitu pula assosiate producer sebaiknya tahu karakter seorang editor baik karakter editan maupun karakter kerja agar terjadi kerjasama dan timbal balik yang baik. Jika assosiate producer dan editor dapat bekerjasama dengan baik maka proses editing post production akan berjalan lebih lancar dan efisien.
c. Sebagai tenaga teknis
Peran editor adalah sebagai tenaga teknis dalam proses editing yaitu mengoperasikan peralatan editing untuk memotong dan menyusun gambar sesuai dengan keinginan naskah atau arahan assosiate producer. Seorang editor harus mengikuti petunjuk naskah maupun arahan assosiate producer karena editor tidak mempunyai wewenang untuk ikut campur dalam isi program, namun editor tetap menjalankan tugasnya secara maksimal pada hasil editing secara teknis seperti susunan gambar yang baik dari segi komposisi, transisi, efek, adjust video maupun audio maupun teknis lainnya.
d. Sebagai tenaga kreatif
Kreatif disini adalah dalam arti kreatif secara teknik, seperti peletakan gambar, penambahan efek audiovisual, transisi dan lainnya. Editor bisa memberikan masukan pada assosiate producer tentang penggunaan dan penambahan efek yang lebih cocok dengan program. Membuat tayangan program tidak membosankan secara gambar adalah bagian dari tugas seorang editor. Isi materi tayangan adalah kreatif dari tim kreatif produksi serta tim yang terlibat lainnya, proses kreatif terakhir kemudian ada ditangan editor. Namun semua tak lepas dari persetujuan assosiate producer yang mengarahkan.
e. Penyempurna sebuah produksi program
Editor mengubah materi-materi produksi hasil pengambilan gambar lapangan menjadi sebuah tayangan yang utuh sesuai dengan konsep program dan format video yang telah ditentukan. Dari materi-materi yang masih mentah baik berupa kaset maupun file disusun menjadi satu rangkaian program yang utuh mulai dari opening hingga closing. Proses editing baru selesai jika program telah benar-benar selesai hingga program siap untuk ditayangkan.
f. Memberikan nyawa/taste pada program
Lebih dari sebagai tenaga kreatif seorang editor harus bisa memberikan nyawa atau taste pada editannya. Karena itu seorang editor harus mempunyai sense of editing yang memberikan nilai seni pada hasil editing program, sehingga program bukan sekedar tayangan yang menarik namun juga memiliki nyawa yang membuatnya memiliki nilai lebih. Untuk mendapatkan hal itu maka editor memiliki kemampuan untuk menerapkan elemen editing, prinsip editing, teknik editing, menguasai jenis program serta mampu menggunakan efek video maupun audio dengan baik.
pada news magazine terkadang terdapat dua unsur yaitu drama dan news, maka editor juga harus mengerti cara menggabungkan dua hal tersebut sehingga program tetap menarik dengan drama tanpa kehilangan pesan atau nilai beritanya.
g. Adjust video dan mixing audio
Hal yang perlu dilakukan oleh editor untuk mendapatkan hasil yang baik antara lain dengan mengatur warna gambar dan suara. Adjust video merupakan usaha untuk melakukan penyesuaian warna gambar antar shot agar memiliki kadar warna yang sama atau tidak jumping. Sedangkan mixing audio adalah untuk menyesuaikan suara antara suara utama dan latar belakang agar tidak saling mengganggu, serta mengatur semua suara sesuai standar yang telah ditentukan. Kedua hal ini biasa dilakukan setelah semua proses menyusun gambar selesai, setelah adjust video dan mixing audio maka yang dilakukan selanjutnya adalah rendering dan exporting untuk preview. Jika hasil preview tidak ada yang harus direvisi maka selanjutnya adalah mastering untuk penayangan.
Setelah produksi lapangan selesai maka semua materi kaset, naskah, narasi, dan lainnya masuk pada tim editor. Selanjutnya adalah tugas editor untuk menjadikan semua materi tersebut menjadi sebuah paket tayangan yang menarik dan sesuai konsep naskah. Biasanya dalam proses ini seorang editor ditemani oleh seorang assosiate producer atau biasa disebut assprod yang membantu merangkai cerita dan memantau, sedangkan asisten produksi akan menyiapkan segala kebutuhan materi jika ada yang kurang selama proses editing. Adapun peran editor secara keseluruhan dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Tim pembuatan program acara
Dalam pembuatan sebuah program acara ada sebuah tim produksi dengan jabatan dan fungsi masing-masing. Editor merupakan bagian dari rangkaian jabatan penting tersebut dan memiliki fungsi khusus dalam post-production. Dengan adanya editor profesional maka materi hasil produksi lapangan bisa diedit dengan baik dan menarik. Misalnya ada kesalahan pada pengambilan gambar yang masih bisa ditoleransi maka disini editorlah yang akan memperbaiki dan menyelesaikan editing hingga menjadi sebuah tayangan utuh. Tidak hanya itu dalam proses editing juga dimaksudkan untuk mengubah sebuah video dari format tertentu ke format yang lain misalnya AVI menjadi MPEG atau mengubah dari file ke kaset dan sebagainya.
b. Sebagai partner assosiate producer
Dalam menjalankan tugas seorang editor dibantu oleh seorang assosiate producer. Adalah tugas editor untuk mengedit sesuai naskah atau sesuai arahan assosiate producer, namun editor dan assosiate producer disini adalah partner dan harus bekerjasama dengan baik. Dimana seorang editor harus mengerti apa yang menjadi keinginan assosiate producer dalam programnya agar proses editing lebih efisien, begitu pula assosiate producer sebaiknya tahu karakter seorang editor baik karakter editan maupun karakter kerja agar terjadi kerjasama dan timbal balik yang baik. Jika assosiate producer dan editor dapat bekerjasama dengan baik maka proses editing post production akan berjalan lebih lancar dan efisien.
c. Sebagai tenaga teknis
Peran editor adalah sebagai tenaga teknis dalam proses editing yaitu mengoperasikan peralatan editing untuk memotong dan menyusun gambar sesuai dengan keinginan naskah atau arahan assosiate producer. Seorang editor harus mengikuti petunjuk naskah maupun arahan assosiate producer karena editor tidak mempunyai wewenang untuk ikut campur dalam isi program, namun editor tetap menjalankan tugasnya secara maksimal pada hasil editing secara teknis seperti susunan gambar yang baik dari segi komposisi, transisi, efek, adjust video maupun audio maupun teknis lainnya.
d. Sebagai tenaga kreatif
Kreatif disini adalah dalam arti kreatif secara teknik, seperti peletakan gambar, penambahan efek audiovisual, transisi dan lainnya. Editor bisa memberikan masukan pada assosiate producer tentang penggunaan dan penambahan efek yang lebih cocok dengan program. Membuat tayangan program tidak membosankan secara gambar adalah bagian dari tugas seorang editor. Isi materi tayangan adalah kreatif dari tim kreatif produksi serta tim yang terlibat lainnya, proses kreatif terakhir kemudian ada ditangan editor. Namun semua tak lepas dari persetujuan assosiate producer yang mengarahkan.
e. Penyempurna sebuah produksi program
Editor mengubah materi-materi produksi hasil pengambilan gambar lapangan menjadi sebuah tayangan yang utuh sesuai dengan konsep program dan format video yang telah ditentukan. Dari materi-materi yang masih mentah baik berupa kaset maupun file disusun menjadi satu rangkaian program yang utuh mulai dari opening hingga closing. Proses editing baru selesai jika program telah benar-benar selesai hingga program siap untuk ditayangkan.
f. Memberikan nyawa/taste pada program
Lebih dari sebagai tenaga kreatif seorang editor harus bisa memberikan nyawa atau taste pada editannya. Karena itu seorang editor harus mempunyai sense of editing yang memberikan nilai seni pada hasil editing program, sehingga program bukan sekedar tayangan yang menarik namun juga memiliki nyawa yang membuatnya memiliki nilai lebih. Untuk mendapatkan hal itu maka editor memiliki kemampuan untuk menerapkan elemen editing, prinsip editing, teknik editing, menguasai jenis program serta mampu menggunakan efek video maupun audio dengan baik.
pada news magazine terkadang terdapat dua unsur yaitu drama dan news, maka editor juga harus mengerti cara menggabungkan dua hal tersebut sehingga program tetap menarik dengan drama tanpa kehilangan pesan atau nilai beritanya.
g. Adjust video dan mixing audio
Hal yang perlu dilakukan oleh editor untuk mendapatkan hasil yang baik antara lain dengan mengatur warna gambar dan suara. Adjust video merupakan usaha untuk melakukan penyesuaian warna gambar antar shot agar memiliki kadar warna yang sama atau tidak jumping. Sedangkan mixing audio adalah untuk menyesuaikan suara antara suara utama dan latar belakang agar tidak saling mengganggu, serta mengatur semua suara sesuai standar yang telah ditentukan. Kedua hal ini biasa dilakukan setelah semua proses menyusun gambar selesai, setelah adjust video dan mixing audio maka yang dilakukan selanjutnya adalah rendering dan exporting untuk preview. Jika hasil preview tidak ada yang harus direvisi maka selanjutnya adalah mastering untuk penayangan.
Editing non-linear (digital editing)
Proses editing dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan editing linear dan non-linear. Editing linear atau A/B Roll editing adalah proses mengedit gambar secara manual (analog), yaitu penyuntingan dilakukan dengan dua player dan satu recorder, cara ini mengizinkan transisi cut to cut saja. Selanjutnya muncul penyuntingan dengan dua player dan satu recorder yang dilengkapi mixer yang menyediakan transisi dissolve, wipe, dan beberapa pola lain. Karena sifatnya yang linear, jika terjadi perubahan di bagian depan atau tengah maka seluruh rangkaian di belakangnya harus diulang kembali.
Hadirnya teknologi digital video editing memungkinkan dilakukanya editing non-linear atau pengerjaan editing tidak harus berurutan seperti dalam editing linear, tetapi berdasarkan sekuensi, bisa sekuensi akhir dulu, tengah dilanjutkan depan atau sebaliknya.
Metode ini membutuhkan perangkat komputer yang memadai, tahapan-tahapan editing non-linear adalah sebagai berikut:
1) Membuat project
Merupakan langkah awal editing setelah membuka software editing, memberi nama dan lokasi penyimpanan project.
2) Capturing
Proses memindahkan hasil rekaman dari sumber berupa digital video tape (miniDV, Digital8, dan lainnya) ke dalam hardisk komputer, menggunakan koneksi firewire atau SDI (Serial Digital Interface).
3) Digitizing
Yaitu proses menjadikan format digital dari sumber video analog (VHS, S-VHS, BetaCam SP) yang direkam menggunakan CamCorder dan di pindahkan ke dalam hardisk komputer, menggunakan koneksi komposit (RCA) atau S-video atau komponen (BNC).
4) Importing
Proses memanggil atau memasukkan file yang sudah berada dalam hardisk ke dalam project editing.
5) Story line contruction
Menyusun sebuah deratan klip yang membentuk suatu cerita berdasarkan naskah yang ada. Proses penyusunan didahului dengan editing offline yaitu berupa susunan kasar (rough cut) secara keseluruhan, kemudian berlanjut pada editing online dan menambahkan transisi, narasi, musik efek dan lainnya. Hal yang dilakukan dalam tahap menyusun cerita adalah:
a) Memotong gambar
Memisahkan bagian gambar yang dibutuhkan untuk dimasukkan dalam rangkaian visual.
b) Menyusun gambar
Menyusun rangkaian gambar yang telah dipisah-pisahkan menjadi sebuah rangkaian visual yang bercerita sesuai naskah
c) Memberi transisi
Memberikan efek transisi untuk memperhalus perpindahan gambar maupun transisi suara.
d) Memasukkan musik dan sound effect
Menambahkan musik ilustrasi dan sound effect sabagai pendukung suasana gambar serta menghindari tayangan yang membosankan.
e) Memasukkan narasi
Apabila program membutuhkan sebuah narasi untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai visual.
f) Memberi efek
Memberikan efek pada rangkaian gambar untuk meyelaraskan gambar dan membuat gambar lebih menarik, pemberian efek bisa juga dilakukan pada suara.
g) Menambahkan grafis
Menambahkan grafis berupa logo ataupun gambar sebagai penunjang rangkaian gambar.
h) Titling
Menambahkan tulisan berupa identitas grafis ataupun tulisan sebagai penunjang rangkaian visual agar lebih informatif.
6) Coloring dan Mixing
Setelah selesai semua susunan gambar dan suara tahap selanjutnya adalah coloring yaitu menyamakan warna dari masing-masing klip dengan melakukan color corection untuk menghasilkan gambar yang bagus. Sedangkan mixing untuk menyamakan tingkat suara jangan sampai ada yang berlebih dan ada yang tidak terdengar dengan jelas.
7) Rendering dan exporting
Merender hasil edit dalam project agar gambar dapat preview dengan lancar. Melakukan preview bertujuan untuk memastikan rangkaian gambar dan suara sudah benar secara keseluruhan, jika belum maka perlu dilakukan revisi. Setelah semua benar maka selanjunya adalah exporting atau mengubah hasil akhir editing menjadi suatu format yang biasanya berupa AVI ataupun MOV untuk bisa diputar diluar project. (Priyo Wintar Yunarto: 2006)
Setelah melalui tahapan-tahapan tersebut maka gambar telah menjadi suatu file tayangan yang dapat dinikmati namun baru bisa diputar menggunakan komputer. Maka perlu dilakukan mastering atau memindahkan file tersebut ke dalam suatu kaset (tape) maupun compact disk.
Hadirnya teknologi digital video editing memungkinkan dilakukanya editing non-linear atau pengerjaan editing tidak harus berurutan seperti dalam editing linear, tetapi berdasarkan sekuensi, bisa sekuensi akhir dulu, tengah dilanjutkan depan atau sebaliknya.
Metode ini membutuhkan perangkat komputer yang memadai, tahapan-tahapan editing non-linear adalah sebagai berikut:
1) Membuat project
Merupakan langkah awal editing setelah membuka software editing, memberi nama dan lokasi penyimpanan project.
2) Capturing
Proses memindahkan hasil rekaman dari sumber berupa digital video tape (miniDV, Digital8, dan lainnya) ke dalam hardisk komputer, menggunakan koneksi firewire atau SDI (Serial Digital Interface).
3) Digitizing
Yaitu proses menjadikan format digital dari sumber video analog (VHS, S-VHS, BetaCam SP) yang direkam menggunakan CamCorder dan di pindahkan ke dalam hardisk komputer, menggunakan koneksi komposit (RCA) atau S-video atau komponen (BNC).
4) Importing
Proses memanggil atau memasukkan file yang sudah berada dalam hardisk ke dalam project editing.
5) Story line contruction
Menyusun sebuah deratan klip yang membentuk suatu cerita berdasarkan naskah yang ada. Proses penyusunan didahului dengan editing offline yaitu berupa susunan kasar (rough cut) secara keseluruhan, kemudian berlanjut pada editing online dan menambahkan transisi, narasi, musik efek dan lainnya. Hal yang dilakukan dalam tahap menyusun cerita adalah:
a) Memotong gambar
Memisahkan bagian gambar yang dibutuhkan untuk dimasukkan dalam rangkaian visual.
b) Menyusun gambar
Menyusun rangkaian gambar yang telah dipisah-pisahkan menjadi sebuah rangkaian visual yang bercerita sesuai naskah
c) Memberi transisi
Memberikan efek transisi untuk memperhalus perpindahan gambar maupun transisi suara.
d) Memasukkan musik dan sound effect
Menambahkan musik ilustrasi dan sound effect sabagai pendukung suasana gambar serta menghindari tayangan yang membosankan.
e) Memasukkan narasi
Apabila program membutuhkan sebuah narasi untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai visual.
f) Memberi efek
Memberikan efek pada rangkaian gambar untuk meyelaraskan gambar dan membuat gambar lebih menarik, pemberian efek bisa juga dilakukan pada suara.
g) Menambahkan grafis
Menambahkan grafis berupa logo ataupun gambar sebagai penunjang rangkaian gambar.
h) Titling
Menambahkan tulisan berupa identitas grafis ataupun tulisan sebagai penunjang rangkaian visual agar lebih informatif.
6) Coloring dan Mixing
Setelah selesai semua susunan gambar dan suara tahap selanjutnya adalah coloring yaitu menyamakan warna dari masing-masing klip dengan melakukan color corection untuk menghasilkan gambar yang bagus. Sedangkan mixing untuk menyamakan tingkat suara jangan sampai ada yang berlebih dan ada yang tidak terdengar dengan jelas.
7) Rendering dan exporting
Merender hasil edit dalam project agar gambar dapat preview dengan lancar. Melakukan preview bertujuan untuk memastikan rangkaian gambar dan suara sudah benar secara keseluruhan, jika belum maka perlu dilakukan revisi. Setelah semua benar maka selanjunya adalah exporting atau mengubah hasil akhir editing menjadi suatu format yang biasanya berupa AVI ataupun MOV untuk bisa diputar diluar project. (Priyo Wintar Yunarto: 2006)
Setelah melalui tahapan-tahapan tersebut maka gambar telah menjadi suatu file tayangan yang dapat dinikmati namun baru bisa diputar menggunakan komputer. Maka perlu dilakukan mastering atau memindahkan file tersebut ke dalam suatu kaset (tape) maupun compact disk.
Teknik Editing
1) Editing intercut (intercutting editing)
Yakni teknik pemotongan gambar dari berbagai aksi yang terjadi secara serentak di lokasi yang sama atau lokasi yang berbeda.
2) Editing analitis (analityc editing)
Yakni teknik edit yang menggunakan beberapa gambar yang memiliki ukuran yang berbeda, contohnya sekuen yang diambil dari gambar longshot menunjukkan letak geografis sekitar dan ditunjukkan dengan gambar yang lebih dekat.
3) Editing kontinuitas (continity editing)
Yakni teknik edit untuk mengikuti suatu aksi untuk mengikuti suatu patokan tertentu, contohnya aksi kejar-kejaran antar dua penunggang kuda, sekuen memperlihatkan gambar penunggang kuda dikejar melewati sebuah pohon, gambar selanjutnya menunjukkan penunggang kuda yang mengejar melewati pohon tersebut.
4) Editing pandangan (point of view)
Yakni teknik edit yang membangun hubungan antara dua tempat yang berbeda, jadi ada frame lain diluar frame shot yang sedang berlangsung. Contoh, seseorang memandang kearah kiri layar dilanjutkan dengan objek apa yang dilihat oleh orang tersebut.
Ada beberapa teknik perpindahan gambar yang sering digunakan dalam mengedit film maupun program televisi, antara lain sebagai berikut:
1) Cross cutting
Cross cutting terdiri dari paralel editing dari dua atau lebih kejadian yang saling dihubungkan dalam pola bolak-balik.
Cross cutting bisa digunakan sebagai:
a) Untuk mempertinggi interest, sejumlah aksi yang sedang berlangsung atau pada kejadian yang saling berhubungan.
b) Untuk memberikan konflik, dengan penyuntingan dua aksi yang secara bersama bisa menghasilkan klimaks yang baik.
c) Untuk meningkatkan ketegangan, dengan menyambung dua kejadian secara bergantian, yang keduanya punya hubungan langsung satu sama lain.
d) Mempertinggi suspense, dengan menahan terus penonton dalam keadaan cemas ketika kejadian bergerak kearah klimaks.
e) Membuat perbandingan antara objek-objek atau peristiwa-peristiwa.
f) Menggambarkan kontras antara orang, negeri-negeri, kebudayaan-kebudayaan, hasil-hasil produksi, metode-metode atau kejadian-kejadian. (Joseph V. Mascelli, 1998: 154)
2) Cutting by moment
Adalah perpindahan gambar berdasarkan moment atau kejadian langsung yang dilakukan/dialami objek yang dituju.
3) Cutting by scene
Adalah teknik perpindahan gambar berdasarkan adegan (scene) dalam setiap objek yang mempunyai blocking tertentu yang telah direncanakan dalam naskah.
4) Cutting by narration
Adalah teknik perpindahan gambar berdasarkan narasi yang telah dituangkan dalam naskah maupun narasi oleh narator.
5) Cutting by rhythm
Adalah teknik perpindahan gambar berdasarkan tempo dan beat dari ketukan, birama, suara musik ataupun sound effect yang terpadu dalam setiap objek. (Naratama: 2004)
Yakni teknik pemotongan gambar dari berbagai aksi yang terjadi secara serentak di lokasi yang sama atau lokasi yang berbeda.
2) Editing analitis (analityc editing)
Yakni teknik edit yang menggunakan beberapa gambar yang memiliki ukuran yang berbeda, contohnya sekuen yang diambil dari gambar longshot menunjukkan letak geografis sekitar dan ditunjukkan dengan gambar yang lebih dekat.
3) Editing kontinuitas (continity editing)
Yakni teknik edit untuk mengikuti suatu aksi untuk mengikuti suatu patokan tertentu, contohnya aksi kejar-kejaran antar dua penunggang kuda, sekuen memperlihatkan gambar penunggang kuda dikejar melewati sebuah pohon, gambar selanjutnya menunjukkan penunggang kuda yang mengejar melewati pohon tersebut.
4) Editing pandangan (point of view)
Yakni teknik edit yang membangun hubungan antara dua tempat yang berbeda, jadi ada frame lain diluar frame shot yang sedang berlangsung. Contoh, seseorang memandang kearah kiri layar dilanjutkan dengan objek apa yang dilihat oleh orang tersebut.
Ada beberapa teknik perpindahan gambar yang sering digunakan dalam mengedit film maupun program televisi, antara lain sebagai berikut:
1) Cross cutting
Cross cutting terdiri dari paralel editing dari dua atau lebih kejadian yang saling dihubungkan dalam pola bolak-balik.
Cross cutting bisa digunakan sebagai:
a) Untuk mempertinggi interest, sejumlah aksi yang sedang berlangsung atau pada kejadian yang saling berhubungan.
b) Untuk memberikan konflik, dengan penyuntingan dua aksi yang secara bersama bisa menghasilkan klimaks yang baik.
c) Untuk meningkatkan ketegangan, dengan menyambung dua kejadian secara bergantian, yang keduanya punya hubungan langsung satu sama lain.
d) Mempertinggi suspense, dengan menahan terus penonton dalam keadaan cemas ketika kejadian bergerak kearah klimaks.
e) Membuat perbandingan antara objek-objek atau peristiwa-peristiwa.
f) Menggambarkan kontras antara orang, negeri-negeri, kebudayaan-kebudayaan, hasil-hasil produksi, metode-metode atau kejadian-kejadian. (Joseph V. Mascelli, 1998: 154)
2) Cutting by moment
Adalah perpindahan gambar berdasarkan moment atau kejadian langsung yang dilakukan/dialami objek yang dituju.
3) Cutting by scene
Adalah teknik perpindahan gambar berdasarkan adegan (scene) dalam setiap objek yang mempunyai blocking tertentu yang telah direncanakan dalam naskah.
4) Cutting by narration
Adalah teknik perpindahan gambar berdasarkan narasi yang telah dituangkan dalam naskah maupun narasi oleh narator.
5) Cutting by rhythm
Adalah teknik perpindahan gambar berdasarkan tempo dan beat dari ketukan, birama, suara musik ataupun sound effect yang terpadu dalam setiap objek. (Naratama: 2004)
Jenis - Jenis Editing
1) Editing continuitas (continuity cutting)
Yaitu menyambungkan potongan yang sesuai, dimana aksi yang berkesinambungan dan mengalir dari shot yang satu ke shot yang lainnya, dimana aksi yang diperlihatkan bukan merupakan bagian dari shot sebelumnya. Suatu sekuen yang berkesinambungan atau rangkaian dari sambungan yang sesuai boleh terdiri dari berbagai angle yang berbeda, namun gambar harus memperlihatkan kesinambungan pergerakan gambar, ketika subjek berpindah posisi maupun arah harus disambung bersama. Jika suatu shot tidak sesuai atau berurutan maka akan mengakibatkan jump-cut.
2) Editing kompilasi (compilation cutting)
Film berita dan film jenis dokumenter mengenai survey, laporan, analisa dokumentasi, sejarah atau laporan perjalanan, umumnya menggunakan editing kompilasi karena sifat snapshot yang mengasyikan dari informasi visual, ini semua dihubungkan oleh narasi yang berkesinambungan. Narasi suara menggerakkan gambar dan akan sedikit maknanya jika gambar tanpa penjelasan suara. Editing kompilasi ini akan sedikit menemui masalah karena semua semua shot menggambarkan apa yang terdengar/narasi.
3) Editing kontinuitas dan kompilasi (continuity and compilation)
Film-film cerita yang menggunakan editing kontinuitas boleh juga sesekali menggunakan editing kompilasi, seperti serangkaian long-shot introduksi, sebuah sekuen editing dengan waktu dan ruang yang diringkaskan, atau serangkaian shot yang tidak saling berkaitan untuk memberikan impresi, bukannya suatu reproduksi dari suatu peristiwa. (Joseph V. Mascelli, 1998: 149)
Yaitu menyambungkan potongan yang sesuai, dimana aksi yang berkesinambungan dan mengalir dari shot yang satu ke shot yang lainnya, dimana aksi yang diperlihatkan bukan merupakan bagian dari shot sebelumnya. Suatu sekuen yang berkesinambungan atau rangkaian dari sambungan yang sesuai boleh terdiri dari berbagai angle yang berbeda, namun gambar harus memperlihatkan kesinambungan pergerakan gambar, ketika subjek berpindah posisi maupun arah harus disambung bersama. Jika suatu shot tidak sesuai atau berurutan maka akan mengakibatkan jump-cut.
2) Editing kompilasi (compilation cutting)
Film berita dan film jenis dokumenter mengenai survey, laporan, analisa dokumentasi, sejarah atau laporan perjalanan, umumnya menggunakan editing kompilasi karena sifat snapshot yang mengasyikan dari informasi visual, ini semua dihubungkan oleh narasi yang berkesinambungan. Narasi suara menggerakkan gambar dan akan sedikit maknanya jika gambar tanpa penjelasan suara. Editing kompilasi ini akan sedikit menemui masalah karena semua semua shot menggambarkan apa yang terdengar/narasi.
3) Editing kontinuitas dan kompilasi (continuity and compilation)
Film-film cerita yang menggunakan editing kontinuitas boleh juga sesekali menggunakan editing kompilasi, seperti serangkaian long-shot introduksi, sebuah sekuen editing dengan waktu dan ruang yang diringkaskan, atau serangkaian shot yang tidak saling berkaitan untuk memberikan impresi, bukannya suatu reproduksi dari suatu peristiwa. (Joseph V. Mascelli, 1998: 149)
Tujuan Editing
Editing biasa digunakan untuk menutupi kesalahan pengambilan gambar sehingga tidak harus mengulang pengambilan gambar, tidak sebatas itu tujuan editing antara lain:
1) Merangkai gambar hasil shooting menjadi sebuah paket yang dapat dinikmati.
2) Hasil shooting lebih dapat diolah dengan baik karena dapat memilih stok gambar sesuai keinginan.
3) Membenahi audio.
4) Memasukkan narasi dan musik.
5) Memasukkan sound effect.
6) Memberikan video effect.
7) Memberikan transisi.
8) Memberikan grafis dan title.
9) Mengubahnya/export menjadi format lain.
1) Merangkai gambar hasil shooting menjadi sebuah paket yang dapat dinikmati.
2) Hasil shooting lebih dapat diolah dengan baik karena dapat memilih stok gambar sesuai keinginan.
3) Membenahi audio.
4) Memasukkan narasi dan musik.
5) Memasukkan sound effect.
6) Memberikan video effect.
7) Memberikan transisi.
8) Memberikan grafis dan title.
9) Mengubahnya/export menjadi format lain.
Pengertian Editing
1) Pengertian editing (Roy Thompson and Christopher J. Bowen, 2009: 1) menyebutkan:
Editing for motion pictures is the process of organizing, reviewing, selecting, and assembling the picture and sound “ footage ” captured during production. The result of these editing efforts should be a coherent and meaningful story or visual presentation that comes as close as possible to achieving the goals behind the original intent of the work — to entertain, to inform, to inspire, etc.
(Editing adalah proses mengorganisir, reviewing, memilih, dan menyusun gambar dan suara hasil rekaman produksi. Editing harus menghasilkan tayangan gambar yang padu dan cerita yang penuh makna sesuai apa yang telah direncanakan sebelumnya yaitu untuk menghibur, menginformasikan, memberi inspirasi dan lainnya)
2) Editing yaitu kegiatan memotong-motong gambar yang panjang, menyambung potongan-potongan gambar yang bercerita (memiliki sekuen) dalam durasi yang ditentukan, dan siap ditayangkan pada waktunya. (J.B Wahyudi: 2004)
Elemen dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam editing
Editing dibangun oleh beberapa elemen. Hasil dari sebuah editing tergantung pada bagaimana elemen tersebut digunakan, bagus tidaknya dan apakah gambar mengganggu atau tidak saat ditonton. Elemen-elemen tersebut adalah:
1) Motivasi
Dalam mengedit harus selalu ada motivasi atau alasan yang jelas pada saat memindah, menyambung, atau saat menggunakan perpindahan serta fade. Motivasi ini bisa dalam gambar, suara maupun kombinasi gambar dengan suara.
2) Informasi
Gambar yang memiliki informasi adalah dasar dari sebuah editing. Setiap shot baru berarti mempunyai informasi yang baru pula dan susunan harus ideal agar gambar menarik. Karena semakin penonton mendapatkan banyak informasi dan mengerti maka ia akan semakin menikmati dan seperti terlibat dalam cerita sebuah tayangan. Tugas seorang editor untuk mendapatkan gambar yang penuh informasi dalam sebuah program, namun tanpa kesan menggurui penonton.
3) Komposisi
Meskipun editor tidak bisa menciptakan suatu komposisi gambar, namun salah satu tugas editor adalah memilih dan menyusun shot yang ada dengan komposisi menjadi dapat diterima. Karena komposisi shot yang buruk adalah hasil dari proses shooting yang buruk.
4) Suara
Suara adalah elemen penting dalam editing, suara bukan hanyalebih langsung dari gambar namun juga lebih abstrak. Suara dapat membangun suasana dan emosi yang menjadi suatu daya tarik serta dapat digunakan untuk menyiapkan penonton dalam pergantian scene ataupun cerita.
5) Angle kamera
Adalah elemen paling penting dalam editing, pada prinsipnya saat perpindahan shot yang satu dengan yang lain harusnya berbeda angle. Perbedaan angle satu objek/subjek adalah kurang dari 45o, sedangkan untuk garis khayal antara dua objek adalah tidak lebih dari 180o, jika melebihi ini maka akan terjadi jumping gambar.
6) Kontinuitas
Kontinuitas atau kesinambungan gambar dimana setiap perpindahan shot baru dengan agle dan komposisi baru merupakan kelanjutan dari shot sebelumnya. Kesinambungan ini mencakup kontiniti konten, pergerakan, posisi dan suara. (Roy Thompson and Christopher J. Bowen, 2009: 58)
Pada prinsipnya editing bukan hanya memotong dan menyambung shot, namun yang perlu diperhatikan bahwa setiap shot memiliki aspek ruang dan waktu. Maka perhitungkan bagaimana susunan shot tersebut efisien dan tidak bertentangan dengan logika penonton. Hal tersebut bisa dicapai dengan cara sebagai berikut:
1) Kontinuitas aksi (continuity action)
Aksi yang terdapat pada suatu shot dengan shot berikutnya tidak mengalami perubahan mendadak dalam kecepatan gerakan dan arah gerakan.
2) Arah layar (screen direction)
Objek/subjek yang sama pada setiap shot harus mempertahankan arah gerakan yang sama.
3) Garis mata
Garis mata subjek yang melihat ke suatu arah haruslah sesuai dengan arah yang dipercaya penonton merupakan tempat apa yang dilihat subjek.
Agar hasil edit memiliki cerita menarik, memiliki taste dan bisa membawa penonton menikmatinya, ada beberapa pedoman editor yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Memahami konsep cerita/naskah.
2) Melihat terlebih dahulu (preview) seluruh gambar dan mencatat shot yang penting dan menarik.
3) Selalu gunakan gambar terbaik sebagai gambar pembuka.
4) Mengatur komposisi dan durasi shot baik shot statis dan shot bergerak (pan,zoom,dll).
5) Hindari perpindahan gambar dan suara secara mendadak, tambahkan efek jika diperlukan. Setiap efek yang digunakan selain memberi makna tertentu juga akan memberi kesan tersendiri.
6) Memberikan jeda gambar dan suara sejenak dengan atmosfer, untuk memberi kesempatan penonton untuk menikmati.
7) Untuk program yang memakai narasi dan wawancara jangan meletakkan terlalu rapat biarkan ada jeda, ini membantu penonton untuk memahami bahwa ada pergantian pembicara.
8) Jika program memakai narasi, ingatkan narator untuk membaca narasi tidak terlalu cepat maupun lamban.
Editing for motion pictures is the process of organizing, reviewing, selecting, and assembling the picture and sound “ footage ” captured during production. The result of these editing efforts should be a coherent and meaningful story or visual presentation that comes as close as possible to achieving the goals behind the original intent of the work — to entertain, to inform, to inspire, etc.
(Editing adalah proses mengorganisir, reviewing, memilih, dan menyusun gambar dan suara hasil rekaman produksi. Editing harus menghasilkan tayangan gambar yang padu dan cerita yang penuh makna sesuai apa yang telah direncanakan sebelumnya yaitu untuk menghibur, menginformasikan, memberi inspirasi dan lainnya)
2) Editing yaitu kegiatan memotong-motong gambar yang panjang, menyambung potongan-potongan gambar yang bercerita (memiliki sekuen) dalam durasi yang ditentukan, dan siap ditayangkan pada waktunya. (J.B Wahyudi: 2004)
Elemen dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam editing
Editing dibangun oleh beberapa elemen. Hasil dari sebuah editing tergantung pada bagaimana elemen tersebut digunakan, bagus tidaknya dan apakah gambar mengganggu atau tidak saat ditonton. Elemen-elemen tersebut adalah:
1) Motivasi
Dalam mengedit harus selalu ada motivasi atau alasan yang jelas pada saat memindah, menyambung, atau saat menggunakan perpindahan serta fade. Motivasi ini bisa dalam gambar, suara maupun kombinasi gambar dengan suara.
2) Informasi
Gambar yang memiliki informasi adalah dasar dari sebuah editing. Setiap shot baru berarti mempunyai informasi yang baru pula dan susunan harus ideal agar gambar menarik. Karena semakin penonton mendapatkan banyak informasi dan mengerti maka ia akan semakin menikmati dan seperti terlibat dalam cerita sebuah tayangan. Tugas seorang editor untuk mendapatkan gambar yang penuh informasi dalam sebuah program, namun tanpa kesan menggurui penonton.
3) Komposisi
Meskipun editor tidak bisa menciptakan suatu komposisi gambar, namun salah satu tugas editor adalah memilih dan menyusun shot yang ada dengan komposisi menjadi dapat diterima. Karena komposisi shot yang buruk adalah hasil dari proses shooting yang buruk.
4) Suara
Suara adalah elemen penting dalam editing, suara bukan hanyalebih langsung dari gambar namun juga lebih abstrak. Suara dapat membangun suasana dan emosi yang menjadi suatu daya tarik serta dapat digunakan untuk menyiapkan penonton dalam pergantian scene ataupun cerita.
5) Angle kamera
Adalah elemen paling penting dalam editing, pada prinsipnya saat perpindahan shot yang satu dengan yang lain harusnya berbeda angle. Perbedaan angle satu objek/subjek adalah kurang dari 45o, sedangkan untuk garis khayal antara dua objek adalah tidak lebih dari 180o, jika melebihi ini maka akan terjadi jumping gambar.
6) Kontinuitas
Kontinuitas atau kesinambungan gambar dimana setiap perpindahan shot baru dengan agle dan komposisi baru merupakan kelanjutan dari shot sebelumnya. Kesinambungan ini mencakup kontiniti konten, pergerakan, posisi dan suara. (Roy Thompson and Christopher J. Bowen, 2009: 58)
Pada prinsipnya editing bukan hanya memotong dan menyambung shot, namun yang perlu diperhatikan bahwa setiap shot memiliki aspek ruang dan waktu. Maka perhitungkan bagaimana susunan shot tersebut efisien dan tidak bertentangan dengan logika penonton. Hal tersebut bisa dicapai dengan cara sebagai berikut:
1) Kontinuitas aksi (continuity action)
Aksi yang terdapat pada suatu shot dengan shot berikutnya tidak mengalami perubahan mendadak dalam kecepatan gerakan dan arah gerakan.
2) Arah layar (screen direction)
Objek/subjek yang sama pada setiap shot harus mempertahankan arah gerakan yang sama.
3) Garis mata
Garis mata subjek yang melihat ke suatu arah haruslah sesuai dengan arah yang dipercaya penonton merupakan tempat apa yang dilihat subjek.
Agar hasil edit memiliki cerita menarik, memiliki taste dan bisa membawa penonton menikmatinya, ada beberapa pedoman editor yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Memahami konsep cerita/naskah.
2) Melihat terlebih dahulu (preview) seluruh gambar dan mencatat shot yang penting dan menarik.
3) Selalu gunakan gambar terbaik sebagai gambar pembuka.
4) Mengatur komposisi dan durasi shot baik shot statis dan shot bergerak (pan,zoom,dll).
5) Hindari perpindahan gambar dan suara secara mendadak, tambahkan efek jika diperlukan. Setiap efek yang digunakan selain memberi makna tertentu juga akan memberi kesan tersendiri.
6) Memberikan jeda gambar dan suara sejenak dengan atmosfer, untuk memberi kesempatan penonton untuk menikmati.
7) Untuk program yang memakai narasi dan wawancara jangan meletakkan terlalu rapat biarkan ada jeda, ini membantu penonton untuk memahami bahwa ada pergantian pembicara.
8) Jika program memakai narasi, ingatkan narator untuk membaca narasi tidak terlalu cepat maupun lamban.
apa itu video editor?
Pengertian editor
Salah satu definisi editor (Roy Thompson and Christopher J. Bowen, 2009: xi) menyebutkan:
A writer pens the story, a director coaches the actors, a cinematographer creates the visual style of each shot, and an editor puts all those pieces together. So an editor is really one of the last creative people to touch a motion picture project. It is his or her skill, craft, and gut instinct that help form the over-arching visual style of the presentation, and often it is also his or her choices that can make or break a program.
(Dalam sebuah produksi program seorang penulis naskah membuat jalan cerita, sutradara mengarahkan pemain, sinematografer menciptakan gambar untuk setiap shotnya, maka editor menggabungkan semua hasil mereka. Jadi editor sebenarnya adalah tenaga kreatif yang memberi sentuhan akhir pada sebuah produksi gambar bergerak. Dengan keahlian, kerajinan, dan insting yang baik akan memberikan sentuhan pada presentasi gambar, dan sering jika pilihan seorang editor yang tidak tepat bisa merusak program)
Klasifikasi editor
1) Memiliki pemahaman teori tentang editing baik secara teknis maupun tidak.
2) Dapat mengoperasikan software editing dengan baik.
3) Memahami peralatan editing.
4) Mengerti istilah-istilah audiovisual khususnya pada editing.
5) Memiliki sense of story telling yaitu mengerti konstruksi dari struktur cerita yang menarik.
6) Memiliki sense of editing atau taste (cita rasa dalam menyambung gambar), hal ini menyangkut perasaan seni sang editor.
7) Teliti, jeli dan tekun.
Peran editor
Editor berperan penting dari sebuah proses pembuatan suatu program, antara lain:
1) Sebagai tenaga teknis editing, memotong dan merangkai gambar.
2) Sebagai tenaga kreatif secara teknik dalam merangkai cerita sesuai naskah atau konsep, dari shot-scene-squence serta pemberian efek audiovisual.
3) Penyempurna materi hasil produksi rekaman menjadi tayangan program yang utuh.
4) Membuat program memiliki daya tarik dan taste yang juga akan memberi ciri khas pada program.
5) Sebagai partner sutradara ataupun asisten produser.
Standard Operational Procedure editor
1) Seorang video editor wajib menyiapkan peralatan editing berdasarkan kebutuhan.
2) Seorang video editor wajib melakukan pengecekan dan memastikan peralatan dapat berfungsi dengan baik.
3) Menganalisa atau memahami naskah.
4) Video editor harus melakukan preview visual dari master shot.
5) Menyeleksi shot yang penting dan mencatat point-point penting dalam bentuk shot list.
6) Melakukan dubbing/merekam naskah berdasarkan program acara.
7) Mencatat time code mark in-mark out.
8) Melakukan editing dengan memasukkan visual sesuai naskah.
9) Melakukan preview hasil editing.
10) Mastering/siap tayang.
Kewajiban dan wewenang editor
Kewajiban seorang editor antara lain:
1) Tenaga operator editing.
2) Menyelesaikan editing hingga menjadi sebuah program siap tayang.
3) Tanggung jawab moral etika dan estetika audiovisual pada penonton.
Wewenang seorang editor antara lain:
1) Tenaga kreatif dalam memberi taste videografi secara teknis editing atau non konten program.
2) Mengharmonisasikan audio dan video dengan taste editor.
3) Memberi masukan pada user atau sutradara dalam hal teknis diluar konten
Salah satu definisi editor (Roy Thompson and Christopher J. Bowen, 2009: xi) menyebutkan:
A writer pens the story, a director coaches the actors, a cinematographer creates the visual style of each shot, and an editor puts all those pieces together. So an editor is really one of the last creative people to touch a motion picture project. It is his or her skill, craft, and gut instinct that help form the over-arching visual style of the presentation, and often it is also his or her choices that can make or break a program.
(Dalam sebuah produksi program seorang penulis naskah membuat jalan cerita, sutradara mengarahkan pemain, sinematografer menciptakan gambar untuk setiap shotnya, maka editor menggabungkan semua hasil mereka. Jadi editor sebenarnya adalah tenaga kreatif yang memberi sentuhan akhir pada sebuah produksi gambar bergerak. Dengan keahlian, kerajinan, dan insting yang baik akan memberikan sentuhan pada presentasi gambar, dan sering jika pilihan seorang editor yang tidak tepat bisa merusak program)
Klasifikasi editor
1) Memiliki pemahaman teori tentang editing baik secara teknis maupun tidak.
2) Dapat mengoperasikan software editing dengan baik.
3) Memahami peralatan editing.
4) Mengerti istilah-istilah audiovisual khususnya pada editing.
5) Memiliki sense of story telling yaitu mengerti konstruksi dari struktur cerita yang menarik.
6) Memiliki sense of editing atau taste (cita rasa dalam menyambung gambar), hal ini menyangkut perasaan seni sang editor.
7) Teliti, jeli dan tekun.
Peran editor
Editor berperan penting dari sebuah proses pembuatan suatu program, antara lain:
1) Sebagai tenaga teknis editing, memotong dan merangkai gambar.
2) Sebagai tenaga kreatif secara teknik dalam merangkai cerita sesuai naskah atau konsep, dari shot-scene-squence serta pemberian efek audiovisual.
3) Penyempurna materi hasil produksi rekaman menjadi tayangan program yang utuh.
4) Membuat program memiliki daya tarik dan taste yang juga akan memberi ciri khas pada program.
5) Sebagai partner sutradara ataupun asisten produser.
Standard Operational Procedure editor
1) Seorang video editor wajib menyiapkan peralatan editing berdasarkan kebutuhan.
2) Seorang video editor wajib melakukan pengecekan dan memastikan peralatan dapat berfungsi dengan baik.
3) Menganalisa atau memahami naskah.
4) Video editor harus melakukan preview visual dari master shot.
5) Menyeleksi shot yang penting dan mencatat point-point penting dalam bentuk shot list.
6) Melakukan dubbing/merekam naskah berdasarkan program acara.
7) Mencatat time code mark in-mark out.
8) Melakukan editing dengan memasukkan visual sesuai naskah.
9) Melakukan preview hasil editing.
10) Mastering/siap tayang.
Kewajiban dan wewenang editor
Kewajiban seorang editor antara lain:
1) Tenaga operator editing.
2) Menyelesaikan editing hingga menjadi sebuah program siap tayang.
3) Tanggung jawab moral etika dan estetika audiovisual pada penonton.
Wewenang seorang editor antara lain:
1) Tenaga kreatif dalam memberi taste videografi secara teknis editing atau non konten program.
2) Mengharmonisasikan audio dan video dengan taste editor.
3) Memberi masukan pada user atau sutradara dalam hal teknis diluar konten
Subscribe to:
Posts (Atom)